Malam itu, Dewi berjalan pulang menuju rumahnya dari kedai makan tempat dia bekerja paruh waktu.
Tiba tiba seseorang menyergapnya dari belakang, lalu memukul kepalanya.
Dewi tersadar saat kedua tangan dan kakinya terikat dan mulutnya tersumbat sebuah kain.
Yang dia rasakan hanya sakit dikepalanya dan udara dingin menusuk kulitnya.
Lalu dilihatnya tiga orang pemuda mengelilinginya, tertawa melihat Dewi yang tidak berdaya sambil menegak minuman keras.
Dia mencoba berteriak, namun terhenti dimulutnya, dia mencoba melepaskan ikatan yang membelenggunya namun terlalu kuat, seorang pemuda menendang, kepala, perut dan dadanya beberapa kali membuatnya lemah dan kesakitan.
Dewi tak sanggup berdiri, di hanya tergeletak di tepi jalan, dia panik karena salah seorang dari pemuda itu membawa senjata api.
Dewi hampir tidak bisa mendengar mereka karena rasa sakit yang dialaminya. Hidung, mulut dan pelipis matanya mengeluarkan darah.
Mereka mulai melecehkan Dewi secara seksual, dan terakhir seseorang menembak Dewi di dadanya, lalu meninggalkannya dalam keadaan sekarat.
Air matanya menetes sambil dipandanginya langit malam, befikir mungkin ini saat terakhirnya didunia ini.
Pandangannya mulai kabur, ketika tiba tiba sebuah cahaya silau dari sebuah mobil sedikit menyadarkannya.
Lalu samar samar terdengar suara dua orang perempuan berdebat.
Dewi terlalu lemah untuk menangkap secara jelas percakapan mereka lalu salah seorang dari mereka meletakkan tanggannya di luka tembakan pada dada Dewi
Yang terakhir dia ingat hanyalah rasa sakit luar biasa yang membuatnya hilang kesadaran.
***
Butuh waktu berminggu-minggu bagi Dewi untuk pulih. Sebuah keajaiban tidak ada satupun bekas luka ditubuhnya saat dia ditemukan tergeletak didepan sebuah klinik, tidak sadarkan diri. Dia hanya koma selama beberapa minggu.
"Moly..." Dewi mengejar anjingnya yang berlari ke tengah hutan. Untuk pertama kalinya dia keluar dari rumah setelah peristiwa malam itu yang hanya dia simpan sendiri.
Beberapa kali Dewi berteriak memanggil Moly.
Dewi terkejut ketika menemukan anjingnya sedang menggonggong kearah harimau gunung didepannya.
Dewi terdiam dan tidak berani beranjak dari tempatnya.
Moly masih menyalak pada harimau itu yang seolah olah siap menerkamnya.
Dan apa yang ditakutkan Dewi terjadi, harimau itu melompat dan menerkam Moly.
"Tidakkk..." Dewi hanya bisa berteriak sambil tangannya menjulur kearah harimau itu, seolah olah memohon agar tidak menerkam Moly.
Dewi terkejut saat melihat harimau itu terlempar dan menabrak sebuah pohon hingga membuatnya kesakitan.
Moly berlari karena terkejut.
Dewi masih terpaku melihat peristiwa yang baru saja dialaminya.
Dia melihat kedua tangannya dengan keheranan.
Dewi bisa merasakan ada kekuatan yang baru terlepas dari kedua tangannya.
Dia tidak sadar harimau itu sudah kembali dan berada dihadapannya siap menerkamnya.
"Tidakkkkkk...". Dewi kembali berteriak dengan sekuat tenaga dan mejulurkan tangannya kearah harimau yang menerkam kearahnya.
Tiba tiba tubuh harimau itu meledak dihadapan Dewi, sehingga darah dan sebagian tubuh harimau itu menempel ditubuhnya.
Dewi benar benar terkejut.
Wajah dan tubuhnya penuh darah dan ceceran daging harimau itu.
Lalu dia berlari pulang dengan hati yang berdebar debar.
Dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya.
***
Dewi menatap sebuah paket diatas meja kerjanya. Dibukanya perlahan dan dia tampak terkejut dengan isinya. Diambilnya lipatan kertas kecil lalu berjalan menuju arah jendela ruang kerjanya di lantai 24 dan membukanya.
Jangan bersembuyi, Dunia membutuhkanmu sekarang.