Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
14
SEPULANG REUNI IBU SAKIT
Misteri
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

“Ibu jadi reunian hari ini?” aku mengingatkan karena kemarin Ibu minta diantarkan ke bekas sekolahnya untuk acara ketemuan dengan teman-teman lamanya.

“Yakin Ibu mau pergi juga”.

“Ya, kapan lagi bisa ketemu, mereka kan lagi ngajak kumpul”. Pikirnya, disana pasti ada Faza, Dirman teman sekelas yang dulu pernah menaksirnya. Kira-kira setelah 27 tahun seperti apa rupanya, siapa istrinya dan banyak hal yang ingin dilihat dan ditanyakannya nanti jika bertemu lagi dengannya di acara reuni SD teladan itu.

“Jangan lupa pakai sweaternya ya Bu” aku mengingatkan karena udara terasa sedikit dingin berangin.

“Sapu tangan juga jangan lupa”, aku mengingatkannya seperti sedang memerintah anak kecil.

“Siap berangkat sekarang Bu”. Ibu mengangguk dan langsung naik ke sepeda motorku.

***

Tak sampai 30 menit kami sampai ke titik yang diminta Ibu sesuai google maps. Ibu minta diturunkan di ujung jalan, karena jalanan setelahnya agak mendaki. Sekolah itu berada di balik bukit, tak terlihat karena sudah tertutupi ilalang.

“Ibu yakin turun disini?” aku menanyakannya sekali lagi untuk memastikan karena suasana terasa sunyi dan sekolah yang dibilang Ibu tidak terlihat dari tempat saya menurunkannya.

“Ini kan bekas sekolah Ibu, jadi ngak mungkin salah, udah sana pulang nanti Ibu whatsApps kalau mau pulang, agak sorean mungkin” ujar Ibu dan memintaku pergi, setengah mengusir.

Menurutnya disitulah titik mereka bertemu sesuai dengan pesan di whatApps dan google maps-nya.

Ibu langsung naik ke jalanan menuju arah sekolahnya saat terakhir aku melihatnya terakhir sebelum pulang. Aku tetap merasa was-was meski akhirnya pulang juga karena Ibu lagi-lagi memintaku segera pergi.

***

Menjelang maghrib belum ada kabar, aku memutuskan untuk menjemputnya tanpa meminta izin atau menunggu teleponnya.

Begitu sampai di tempat, aku langsung naik ke jalanan yang sedikit menanjak ke arah sekolah tempat Ibu diundang reunian.

“Lho Bu, kok duduk diluar?”aku keheranan karena Ibu duduk diluar menggigil kedinginan tanpa sweater.

“Dimana sekolahnya Bu?” aku bertanya karena keheranan, sejauh mata memandang tak ada satupun bangunan di sekitarnya, seperti yang ditunjukkan oleh Ibu, kecuali rimbunan tanaman seperti hutan kecil.

“Dari tadi Ibu ngak kemana-mana disini menunggu teman-teman pulang. Mereka masih di aula disebelah sana” kata Ibu menunjuk sambil menahan gigil kedinginan, karena senja telah turun dan adzan maghrib sudah berkumandang. Aku tak lagi memperhatikan tempat yang ditunjuk Ibu.

“Yuk pulang Bu”.

***

Aku memberikan jaketku untuk Ibu yang kedinginan.

Sewaktu menurun dari tanjakan, tiba-tiba Ibu meminta berhenti.

“Ada apa Bu?” sebentar, ada teman Ibu di depan”, ujarnya langsung melompat dari jok.

Pras ya?” ujarnya. “Kok ngak ke reunian barusan?”.

"Tadi ada juga ada Faza dan Dirman" lanjut ibu masih dengan antusias.

Yang ditanya justru seperti bingung mengingat-ingat.

“Kamu siapa?”.

“Maya, teman sekelasmu masa ngak ingat?”.

“Maya?," setelah lama mengingat barulah ia mengangguk.

"Kamu ngak tahu Darman dan Faza baru saja meninggal di penerbangan yang jatuh kemarin, mereka dimakamkan disana", ujar Pras kemudian masih kebingungan.

Aku juga ikut bingung.

"Lantas, kamu darimana?"

“Dari sekolah, kan hari ini ada reunian, kamu juga diundang, tapi aku ngak melihat kamu disana. Tadi ada Faza sama Darman”.

“Sekolah?”

“Iya, sekolah kita dibalik bukit” ujar Ibuku sedikit memaksa, karena temannya terlihat linglung.

“Bukannya sudah lama dibongkar, tempat itu sekarang pekuburan umum.” Ujarnya masih bingung dengan pembicaraan Ibu.

Ibu terdiam bingung. “Tapi aku baru saja dari sana, acaranya ramai” ujar Ibuku setengah tak percaya. Pras cuma bisa menggeleng.

“Jadi sejak tadi Ibu duduk di batu itu?” tanyaku tak percaya.

Ibu menggeleng, “tadi itu Ibu duduk dalam ruang kelas Bram” ujarnya.

Bulu kuduk Bram tiba-tiba berdiri. Di tempat Ibu duduk tadi tak ada satupun tampak bangunan lain kecuali batu-batu nisan, dan pohon-pohon cemara dengan rerumputan tebal yang menutupi.

***

Belakangan Ibu memang bilang sering bermimpi didatangi teman-teman lamanya yang sudah lama tak dijumpainya.

Sepulang dari acara reuni itu Ibu sakit!.

 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Rekomendasi