Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
15
Serba Pertama Kali
Aksi
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Kak, gue mau nonton konser. Titik." Rima berlari cepat masuk ke dalam rumah. Kucing hitam yang sedang menikmati spa sendiri tak luput dari kakinya. Kucing itu kabur tunggang langgang. Setelah merasa aman, ia menengok ke belakang. Menatap tajam ke arah pintu rumah, kemudian melakukan aktivitasnya kembali.

"Apa lagi Rima? Konser? Jangan aneh-aneh. Tabungan lo cukup nggak? Lo pergi sama siapa? Dimana konsernya? Konser siapa?" komentar Anita, kakak Rima sedang menikmati santapan nasi hangat dengan lauk ikan asin favorit keluarga. Pokoknya top markotop kalau Emak sudah menggoreng ikan asin. Bahkan tetangga saja datang mengantre jika sudah mencium aroma ikan asin saat digoreng.

"Konser ... artis Singapura ... berlangsung di Jakarta ... pergi sama ... teman-teman ... konser lainnya," jawabnya terbata-bata. Napasnya terengah-engah. Ia duduk, mengambil secangkir air putih, meneguknya.

"Kalau uang, gue bisa ambil dari tabunganku. Tenang saja. Boleh ya?"

"Berapa harga tiketnya?"

"Dua juta empat ratus ribu rupiah."

"What? Lo rela merogoh uang segitu banyak dari tabungan? Lalu gimana dengan uang tiket pesawat, hotel, makan, dan akomodasi selama di sana? Pikirin lo itu loh. Mimpi tuh jangan aneh-aneh. Kapan-kapan aja lah nonton konsernya. Lagian elo kan baru kerja di kantor baru." Seperti biasa Anita akan memberi wejangan panjang lebar tatkala menasihati orang sebelum pergi bertempur. Ia berjalan menuju wastafel dan mulai terdengar cipratan air, dentingan sendok dan piring yang mulai beradu.

"Tapi kak, ini adalah konser pertama artis Cpop. Salah satu impian gue adalah bisa menonton konser pertama artis Cpop. Dan mungkin ini saja adalah jawaban dari doa gue selama ini. Doa gue terkabul."

"Rima, dengarkan apa yang dikatakan kakakmu. Emak juga khawatir jika kamu ke Jakarta. Kamu nggak lupa ingatan kan? Kalau kamu belum pernah naik pesawat dan bepergian jauh?" Emak ikut berkomentar. Ternyata beliau sudah mendengar percakapan mereka berdua sedari tadi di kamar.

"Aku seperti ini bukan tanpa alasan, mak. Emak ingat dua tahun lalu aku ingin ke Thailand tetapi tidak jadi karena terkendala izin kantor dan setelah aku pikir ya udah hemat saja. Setahun lalu aku ingin ke Bogor dan Bapak tidak mengizinkan, aku masih menerimanya. Kali ini please izinin aku pergi. Aku hanya sebentar. Tiga hari dua malam. Please! Dan siapa tahu aku bisa bertemu dengan jodohku disana bukan?"

Gue sengaja bilang jodoh, karena Emak selalu saja bertanya tentang kapan gue nikah. Lah belum ada jodohnya mau gimana? Masa mau nikahin cowok random di jalanan. Yang ada gue dikira cewek aneh.

Rima memohon dengan menangkupkan kedua telapak tangannya ke depan mukanya.

For your information, gue gak bisa bilang gue, elo ke Emak dan Bapak. Entah kenapa ter-switch begitu saja ke aku, kamu.

"Kalau Bapak dengar. Bisa habis kamu, Rima. Emak aja syok loh dengar harga tiketnya."

Untuk sementara percakapan selesai di sore itu. Tantangan yang harus gue jabanin selanjutnya adalah mendapatkan izin dari kantor, mendapatkan restu dari Bapak, dan mempersiapkan tetek bengek keperluan konser.

Singkat cerita, gue bersyukur pakai banget, ada teman gue yang berbaik hati war tiket dan akhirnya berhasil. Ini hal gue yang sebut hal paling lancar untuk pertama kali. Hal paling lancar selanjutnya adalah gue dapat tiket murah dari maskapai yang gue iming-imingi selama ini. Penerbangan yang mendapatkan fasilitas makan dan minum selama perjalanan. Rezeki mau ke mana lagi coba. Asyik.

"Selamat siang bu, saya izin mengambil cuti satu setengah hari. Jika ibu mengizinkan, saya akan berangkat di Jumat malam dan akan pulang Minggu siang. Pada hari Senin saya sudah kembali bekerja seperti biasa."

"Yakin ya? Senin udah ngantor?"

"Yakin seratus persen, bu!"

Izin kantor mulus, semulus jalan tol di tengah malam.

Selanjutnya yang paling menegangkan dari ujian kelulusan sekolah, tes kelayakan berkendara, ataupun ambil darah dengan jarum suntik adalah meminta izin ke Bapak. Kalau keringat gue bisa ditampung, hasilnya mungkin bisa seember besar penuh. Lumayan bisa dipakai mengguyur jalanan yang panas di kala kemarau walau bau aja nanti.

"Kakak aku sudah beli tiket konsernya ya!" Rima melewati kakaknya dengan cepat. Pernyataannya terdengar seperti sekelibat angin yang lewat. Anita yang sedang bekerja di komputer melamun sesaat, memastikan itu benar suara Rima dan bukan suara tak kasat mata. Kemudian mendesah dalam satu tarikan napas. Terserah. Pokoknya baik-baik saja elo di Jakarta.

"Mak, aku sudah beli tiket konsernya ya. Nanti aku ke bandaranya pakai mobil sewaan beserta sopir dan nanti bertemu dengan teman-teman lainnya di bandara." Kalian jangan pernah bertanya mengapa seorang Rima bisa mempersiapkan segitu banyak hal padahal ia belum pernah bepergian jauh. Dalam hal persiapan untuk traveling ia paling jagonya.

Pernah suatu kali ia pergi dengan teman-teman sekolahnya ke Pulau Lekumutan yang berlokasi di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat dan itu adalah pengalaman dia untuk pertama kali, tetapi coba tebak, siapa yang memiliki barang bawaan super lengkap? Rima.

Pukul 17.30 saat Rima baru pulang saja dari kantor. Bahkan peloh saja belum mengering ia bergegas menuju ruang tengah. Di sana ada sesosok yang lebih seram dari Kepala Prodi yang pernah ia temui saat di kampus dulu. Duduk santai sembari menikmati acara sinetron yang terus-terusan saja memamerkan tentang kisruh rumah tangga.

Semoga saja tidak ada yang pernah mengalami kejadian yang bikin naik darah seperti itu dalam dunia nyata.

"Bapak, Rima mau izin ke Jakarta nonton konser."

Hening. Bapak tidak menjawab. Entah terlalu asyik menikmati tontonan atau tidak mendengar pernyataan Rima sama sekali.

"Boleh. Pergi saja. Tetapi ingat jaga diri."

Aarrrgh...gue pengen teriak sekarang juga. Lagi-lagi gue mendapatkan kelancaran yang super duper luar biasa.

"Terima kasih Bapak!"

Jika lo ada di sini menyaksikan kegembiraan gue. Kue manis aja kalah sama senyuman manis gue.

Alhasil, untuk pertama kalinya Rima ke Jakarta.

Pertama kali naik pesawat.

Pertama kali menonton konser.

Pertama kali menginap di hotel.

Pertama kali bertemu dan menginap bersama teman-teman online.

Pengalaman pertama kali apa lagi yang gue bisa coba? Tantang gue. Gue jabanin. Tetapi dengan syarat, selama itu kegiatan positif ya. Hahaha...

"Elo juga boleh deh coba sesekali tantang diri lo pengen ngapain yang bersifat positif. Tambah pengalaman kan tidak masalah. Iya bukan?"

THE END

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Rekomendasi