Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
342
Rumah Bapak
Drama
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terlahir dari pasangan muda yang bahagia. Aku anak ketiga dari ketiga bersaudara. Kakakku yang pertama laki-laki dan yang kedua perempuan.

Aku bernama Saskia, aku anak yang sangat manja. Rumah ku tidak pernah sepi. Apalagi kala pagi datang bukan hanya suara ayam yang terdengar, suara ibu juga terdengar sangat keras saat membangunkan ku dan kedua kakakku.

Kita bertiga juga membuat keramaian di pagi hari karena selalu memperebutkan kamar mandi, maklum kamar mandi di rumah cuma satu.

Namun keramaian itu tidak bertahan lama. Keharmonisan rumah tangga orang tuaku retak hanya karena ibu lebih memilih laki-laki kaya itu.

Ibu bilang kepada kita bahwa sudah tidak sanggup untuk bertahan bersama bapak. Hanya karena bapak tidak bisa memberikan materi yang berlimpah.

Kita bertiga berpisah, kakakku yang perempuan ikut ibuku hidup mewah. Kakakku yang laki-laki dan aku ikut bapak. Aku merasa kasihan sama bapak, ibu sungguh keterlaluan.

Rumah sudah terasa sepi, tidak ramai seperti dahulu. Apalagi ketika aku dan kakak sudah dewasa. Kita mencari uang di kota. Bapak kita tinggal sendirian. Sendirian di sisa-sisa hidupnya.

Kini rumah bapak sudah terbengkalai, sepi dan tidak berpenghuni. Rumah bapak, rumah yang penuh dengan kenangan. Kenangan indah dan sedih menjadi satu di rumah bapak.

Maafkan aku pak, di sisa waktu bapak aku dan Kakak tidak bisa menemanimu. Hingga sampai sekarang kau telah tiada aku dan kakak juga tidak bisa kembali ke rumah bapak. Karena rumah bapak mengingatkan kita akan kesedihan yang mendalam. Kesedihan perpisahan bapak dan ibu yang tak bisa kita lupakan sampai sekarang. Semoga bapak di sana bahagia, aku dan kakak selalu berdoa buat bapak.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi