Aku adalah seorang perempuan yang sudah berumah tangga. Aku bernama Rachel dan suamiku bernama Anggara. Suamiku seorang pebisnis muda yang sukses.

Setelah aku menikah dengan Anggara hidupku terasa nyaman. Setiap aku menginginkan sesuatu Anggara bisa langsung mengabulkannya.

Setiap aku ingin berlibur ke dalam dan luar negeri Anggara ijinkan. Aku juga dikaruniai dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka tampan dan cantik.

Hidupku sangat bahagia sekali. Bila orang lain melihat media sosial ku, mereka sangat iri kepadaku. Karena kehidupan ku dambaan para perempuan di luar sana.

Tapi dengan segala keglamoran hidupku, di saat aku sendirian aku ingin menangis dan merasa kesepian. Aku juga tidak tau kenapa karena kenikmatan di hidupku terasa tiada habisnya.

Tapi setelah aku melihat keluarga di luar sana, aku baru menyadari bahwa kenikmatan dan kenyamanan di dalam sebuah rumah tangga adalah rasa kebersamaan. Di dalam sebuah rumah tangga momen yang bisa membekas dan tidak akan bisa dilupakan oleh anak adalah kebersamaan kita. Meskipun kita hanya makan bersama, nonton televisi bersama dan mengajak anak bermain bersama. Itu adalah hal sepele tapi kenangan itulah yang paling membekas di ingatan anak kita.

Itulah yang tidak bisa kumiliki dan anak ku miliki. Aku merasa kesepian sendiri mengurus anak-anak karena Anggara selalu sibuk kerja. Anggara selalu sibuk membesarkan perusahaannya tidak untuk membesarkan anak-anaknya. Padahal momen pertumbuhan dan perkembangan anak tidak akan bisa diulang.

Meskipun di rumah ada baby sitter ataupun mbk untuk membantu. Tapi menurut ku ada yang kurang. Aku selalu merasa kesepian. Setiap aku mau tidur aku selalu menangis karena aku merasa kesepian sendirian, tidak ada suami yang menemani dan mendengar curhatan ku. Curhatan yang sepele tapi apabila yang mendengar adalah pasangan kita. Betapa bahagianya hidup seorang perempuan ketika curhatannya didengar oleh suami tercinta.