Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
685
Get Older, Feel Younger
Drama

Rasanya waktu berjalan sangat cepat ketika kita beranjak dewasa. Adakalanya kita kembali mengingat masa lalu yang indah dan juga penuh dengan lika-liku hidup tiada ujungnya. Kendati demikian, meski tubuh mulai menua tetapi kita senantiasa tetap berjiwa muda.

"Aku pikir anak-anak SMA sekarang tingkahnya seperti bocah. Kalau bisa dibilang mereka itu adalah anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Lucu, bukan?"

"Bukan hanya kau, aku juga merasakan hal yang sama. Awalnya aku senang diterima sebagai guru honorer baru di SMA ini. Tujuanku adalah bekerja dengan santai dan tenang, toh anak-anak SMA kepribadiannya sudah dewasa jadi tidak akan rewel ataupun merengek seperti bocah SD. Rupanya ekspektasiku berbanding terbalik dan aku sangat kecewa!"

"Kalian boleh kecewa tapi jangan pernah memilih untuk menyerah begitu saja."

"Kemarin aku mengalami peristiwa unik yang tak akan mungkin terjadi jika aku ...."

Thomas berdiri seraya melenturkan tubuhnya yang kaku dan keras akibat terlalu lama duduk di kursi. Di jam istirahat ini ia memilih untuk diam di kelas daripada kembali ke ruang guru yang membosankan.

Rutinitas sehari-harinya sebagai guru honorer SMA cukup melelahkan tubuh dan batinnya dimana menghadapi anak-anak didik yang bertubuh dewasa tetapi bermental anak kecil yang menyala-nyala membuatnya tak bisa berkutik. Setiap hari ada saja keluhan dan permainan yang dihadapi olehnya seperti beberapa siswa yang berpura-pura izin ke toilet padahal sebenarnya sedang berbelanja ke kantin sekolah. Ujung-ujungnya dialah yang disalahkan oleh pihak kepala sekolah sebab membiarkan murid berbelanja ditengah jam pelajaran berlangsung. Ia ingin sekali menonjok muka-muka berandalan remaja itu tetapi niatnya urung dilaksanakan. Lagi-lagi ia akan dipanggil nantinya oleh pihak kepala sekolah sebab telah melakukan kekerasan kepada para siswa.

Adi menatap beberapa siswa yang duduk membentuk lingkaran di lantai seraya memamerkan bekal makanannya masing-masing.

Adi tersenyum sambil melirik ke arah kotak makan milik Bima. "Apa bekal kamu hari ini, Bim?"

"Biasa, Pak. Nasi dan telur mata sapi digoreng kering."

"Enak, ya! Kalau kamu, Mitha?"

Mitha, salah satu selebriti yang terkenal suka mempromosikan usaha mie ayam keluarganya dengan bangga mempersembahkan kotak makannya. "Saya fans berat mie ayam garis keras jadi saya bawa bekal mie dengan telur rebus!"

"Mantap! Omong-omong sambil kalian makan, Bapak lihat Bima kelihatan murung beberapa hari ini. Ada masalah ya?" Mendengar pertanyaan itu seketika membuat Bima awalnya bergembira mengunyah telur mata sapi semakin murung. Ia menjawab dengan singkat, "Iya, Pak."

"Makanlah dulu. Kalau sudah selesai nanti kamu bisa cerita ya!"

Seusai makan, para siswa berkumpul mendengarkan cerita dari salah satu temannya yang selama ini dipendam.

"Saya sebenarnya takut tambah dewasa dan ... rumah yang dulu saya anggap sebagai tempat bercengkrama bersama keluarga sekarang penuh dengan luka. Saya sangat capek, Pak. "

Bukan hanya Bima, seluruh anak-anak didik rupanya juga memiliki kisahnya masing-masing. Mereka sama-sama mengeluh tentang perubahannya hidup yang sangat signifikan sebab kini dituntut untuk dewasa dan menjadi pembantu keluarga.

"Mau dibilang anak kecil pun, kita semua sebenarnya berawal dari anak kecil juga!"

"Jangan heran meskipun sudah SMA tapi tingkah kami masih seperti bocah-bocah yang baru belajar naik sepeda!"

"Kami takut dewasa dan takut kehilangan orang-orang tersayang ...."

Seisi kelas mendadak riuh. Pak Adi berusaha menenangkan anak-anak didiknya dan melanjutkan ucapannya.

"Anak-anak. Dewasa memang tidak seindah yang kalian bayangkan di waktu kecil. Kalian merasa capek dan lelah akhir-akhir ini? Menjadi dewasa artinya sudah siap untuk memikul beban hidup yang lebih berat dan sulit. Bapak sudah pernah merasakan bagaimana jadinya menjadi seorang murid. Bapak sadar betul masa sekolah adalah masa yang paling indah. Kalian sudah SMA yang artinya sebentar lagi kalian tak akan lagi bertemu dengan teman-teman satu kelas. Tak akan ada namanya jam kosong, curhat atau bergosip bersama bestie, diam-diam makan di kelas di tengah jam pelajaran bahkan rela dikejar-kejar guru BK akibat kenakalan kalian yang diluar batas wajar. Jenjang SMA adalah jenjang pendidikan terakhir yang akan kalian alami dan berpisah ketika hendak mencari kuliah. Semua itu akan kalian ingat sebagai kenangan indah tak terlupakan. Bapak beri satu pesan. Nikmatilah dan jangan sia-siakan waktu yang cepat berlalu. Sebab kalian akan merasa rindu. Dan meski setiap tahun tubuh kita tambah menua tetapi Bapak yakin, kalian semua tetap punya jiwa muda yang selalu bergelora dan menyala setiap saat!"

"Terima kasih atas wejangan dan ceramah yang panjang, Pak! Tidak terasa waktu istirahat sudah berakhir!"

Seluruh siswa mengucapkan salam sampai jumpa dan bersalaman dengan Pak Adi. Ia sungguh tidak menyangka dan mengira hal itu akan terjadi. Waktu istirahat yang biasa digunakanpara siswa untuk bermain-main atau berbelanja ke kantin kini menjadi acara curhat dan keluh kesah bersama Pak Adi. Hidup memang penuh misteri dan tidak terduga maka jadilah dewasa dan jangan lupakan kenangan indah bersama teman-teman. Jika kita dipertemukan kembali oleh waktu, tersenyumlah dan tetaplah rendah hati.

Get Older, Feel Younger!

Copyright September 2024

Bocah SMA yang berusaha jadi dewasa. HIDUP itu singkat, cuma 5 huruf!

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi