Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah hijau dan pegunungan yang menjulang, hiduplah seorang gadis bernama Sari. Sari dikenal sebagai koki terbaik di desa itu. Setiap masakannya selalu lezat dan disukai oleh semua orang. Namun, ada satu hal yang selalu membuat Sari penasaran—mitos tentang garam.
Menurut cerita yang beredar di desanya, SukaMaju, jika seorang gadis memasak terlalu asin, itu berarti jodohnya akan segera datang. Sari, yang sudah lama menanti kehadiran sang pujaan hati, mulai memikirkan mitos itu dengan serius.
Suatu hari, saat sedang memasak untuk pesta desa panen padi, Sari tanpa sengaja menumpahkan terlalu banyak garam ke dalam sup yang ia masak. Ia panik dan mencoba memperbaiki rasa sup tersebut, namun tetap saja terasa asin. Dengan perasaan cemas, Sari menyajikan sup itu kepada para tamu.
Tak disangka, semua orang memuji rasa sup itu unik dan berbeda. Di tengah keramaian, seorang pemuda tampan bernama Budi datang menghampiri Sari. “Sup ini luar biasa! Rasanya seperti ada sentuhan cinta di dalamnya,” kata Budi sambil tersenyum.
Sari merasa jantungnya berdebar. Ia tak menyangka bahwa kesalahan kecilnya bisa membawa kebahagiaan.
Sejak hari itu, Budi sering datang ke rumah Sari untuk mencicipi masakannya. Mereka pun semakin dekat dan akhirnya jatuh cinta.
Mitos tentang garam ternyata membawa keberuntungan bagi Sari. Ia dan Budi menikah dan hidup bahagia. Setiap kali memasak, Sari selalu mengingat hari di mana garam membawa cinta dalam hidupnya.
"Garam memang bisa memicu darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan. Namun, dalam jumlah yang tepat, garam diperlukan untuk mengatur tekanan darah dan fungsi otot serta saraf,"ujar Budi kepada Sari yang sudah menjadi istrinya.
"Tapi, kita bisa hidup bersama berawal dari kesalahan aku saat memasak," ucap Sari.
"Sayang, aku suka sama kamu sudah lama, dan kebetulan saja mitos itu hadirnya saat kita dipertemukan. Kamu tahu, gara-gara mitos itu, banyak janda di desaku," ujar Budi membuat Sari bengong.
Budi tersenyum melihat istrinya bengong nampak comel sangat.
Budi pun menjelaskan,"janda di desaku percaya mitos lebih garam dimasakan, jodoh merapat, pedahal mereka sudah bersuami. Lebih parah lagi, para janda itu mengharapkan mantan mereka. Ada janda di tinggal mati kerana suaminya kena serangan jantung akibat konsumsi garam berlebih. Ada janda gejala batu ginjal, semuanya itu percaya mitos dan merugikan. "
Sari menatap suaminya dengan lembut, digenggam tangan suaminya,"tapi bagiku, garam adalah cinta kita berdua. Bermula dari garam, kita dipersatukan."
"Jangan di ulang lagi ya, masak asin. Kamu tahu, masa kamu masak asin, kami semua buang sup itu, dan aku sudah siapkan karung sebelumnya. Pasti kamu penasaran kan, sepertinya aku tahu." Sari angguk dan ingin tahu lebih lanjut.
"Aku selalu mengikuti aktivitas kamu, hanya saja, saat kamu di tandas aku nggak ikut. Saat kamu tidur, aku gelar koran didepan kamarmu dibawah jendela itu. Untuk memastikan kamu tidur nyenyak dan mimpi indah."
Sari semakin sayang dengan Budi. Ternyata, suaminya ini memang sudah merencanakan semuanya. Patut, setiap pagi, halaman dia selalu bersih, pedahal bunga sepatu sering gugur.
" Terima kasih banyak ya, sudah menjadi pelangi dalam duniaku. Saat sebelum menikah sampai saat ini sudah menikah."
"Life is like a cup of tea, then i hope we both happy always together stay in the home," jawab Budi sambil mengecup kening istrinya.
Seorang wanita dewasa berusia sekitar 30-35 tahun, dengan rambut panjang terikat rapi. Memakai apron berwarna pastel di atas pakaian rumah yang nyaman. Berada di dapur yang modern namun hangat, dengan meja dapur kayu dan alat masak yang terorganisir. Wanita tersebut berdiri di depan kompor, mengaduk sup yang beruap di dalam panci besar sambil tersenyum, dengan sayuran segar dan bahan-bahan lainnya terletak di dekatnya.
Sejak banyak janda akibat percaya mitos. Sari, mengganti garam dengan kicap asin. Setiap masak ia hanya meletakkan 1 sudu kicap pada ukuran sudu garam.