Setiap pagi, Raka selalu bangun lebih awal untuk membuatkan kopi bagi istrinya, Mia. Aroma kopi yang hangat dan suara lembut Mia yang mengucapkan selamat pagi adalah dua hal yang membuat harinya dimulai dengan penuh cinta.
Namun, sejak Mia meninggal dunia dalam kecelakaan tragis, rutinitas Raka berubah drastis. Tidak ada lagi suara langkah Mia di dapur, tidak ada lagi tawa kecilnya saat mereka berbagi cerita pagi.
Minggu pertama setelah kepergian Mia, Raka masih membuat dua cangkir kopi. Kebiasaan yang sudah tertanam begitu dalam membuatnya lupa bahwa Mia tidak akan pernah kembali. Ketika melihat cangkir kosong di meja, hatinya hancur lagi.
Minggu kedua, Raka hanya membuat satu cangkir, tetapi kesepian di apartemen itu semakin terasa menyiksa. Suara detak jam di dinding menjadi pengingat konstan waktu yang terus berjalan tanpa Mia.
Pada minggu ketiga, Raka mulai bangun lebih siang. Tidak ada lagi alasan untuk bangun lebih awal. Tidak ada lagi kopi pagi, tidak ada lagi kehangatan yang bisa membantunya bertahan melalui hari.
Tetapi pada minggu keempat, sesuatu berubah. Raka menemukan sepucuk surat yang ditulis Mia sebelum kecelakaan. Surat itu berisi harapan dan cinta, serta permintaan agar Raka tidak menyerah pada hidup.
Dengan air mata mengalir, Raka memutuskan untuk mencoba bangkit. Ia mulai dengan hal kecil: membuat satu cangkir kopi untuk dirinya sendiri, sambil mengenang aroma dan rasa yang dulu mereka nikmati bersama. Ia kembali berjalan-jalan di taman yang dulu sering mereka kunjungi, membawa buku catatan Mia yang penuh dengan impian mereka berdua.
Suatu pagi, saat Raka sedang menikmati kopinya, bel pintu berbunyi. Ia membuka pintu dan melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan Mia, tapi sedikit lebih tua. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Lila, saudara kembar Mia yang terpisah sejak lahir, yang baru mengetahui keberadaan Mia setelah membaca berita kecelakaan.
Lila memberikan sebuah kotak kepada Raka. "Mia menyiapkan ini untukmu," katanya dengan suara bergetar. Di dalam kotak itu, Raka menemukan buku harian Mia, penuh dengan catatan cinta, mimpi, dan keinginan untuk masa depan mereka.
Raka menyadari bahwa meskipun Mia telah tiada, cintanya akan selalu hidup dalam kenangan dan kehadiran Lila memberi Raka harapan baru. Hari-harinya mulai berubah lagi, kali ini dengan rasa syukur dan cinta yang baru ditemukan.
---