Satu cup es krim berpindah tangan. Marshanda, kekasihku, menerima es krim itu dengan senyum mengembang sempurna di bibirnya.
"Terima kasih. Aku sangat menyukai es krim stroberi ini, tetapi ...." Dia berkata ceria. Namun, menjadi keragu-raguan pada akhir kalimatnya.
Aku mengerutkan kening saat menunggu lanjutan dari bagian yang menggantung itu.
"Entahlah, Dis. Aku merasa kemarin kita perlu ke tempat ini. Hanya saja, aku tidak bisa mengingatnya jelas. Aku merasa ... kau selalu memberikanku es krim hari ini," ungkapnya kemudian.
"Apa yang kau pikirkan. Itu tidak mungkin. Ini kali pertama kita ke sini. Sudah. Jangan dipikirkan. Kau mungkin terlalu lelah karena bekerja." Aku meyakinkannya.
"Um, baiklah." Marshanda mengangguk, kemudian tersenyum dan mulai menikmati es krim yang aku belikan di taman kota, tempat yang sejak dulu menjadi impiannya.
Setelah itu, kami berkeliling taman kota hingga hari ini berlalu dengan bahagia. Marshanda sampai kelelahan sehingga tertidur di mobil saat kami kembali. Aku memandangi kekasihku itu. Perasaan bahagia karena memiliki Marshanda membuatku tersenyum.
Setelah mengantar Marshanda ke kamar dan memastikan dirinya tidur, aku me-materisasi diri dan keluar dari tabung virtualisasi. Ah, kembali ke dunia nyata. Hari sudah cukup. Aku masih harus memperbaiki sistem agar Marshanda tidak lagi menyadari keganjilan dalam dunia itu.
Tamat||
Wakai, 5 Juni 2024.