Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
501
Pohon Berangin
Drama
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Chapter Dear Diary

Setiap hal yang kita jalani, waktu demi waktu dan hari demi hari selalu ada cerita tentang apa yang kita alami dan kita lalui yang tidak bisa diceritakan pada orang lain. Alasannya sangat umum, karena sering kali mereka yang dikira akan merahasiakan, berujung dengan menceritakan pada satu orang lainnya, kemudian satu orang tersebut menceritakan lagi pada yang lainnya hingga akhirnya bukan lagi rahasia tetapi menjadi bahan untuk menggunjing, menjatuhkan, dan menghinakan si empunya cerita.

Sudah beberapa kali hal itu terjadi, berawal dari rasa ingin bercerita tapi tidak ingin semua orang tahu, juga merasa memiliki sahabat yang akan memberikan saran dan solusi, atau paling tidak dia bisa menjadi pendengar, karena ada yang bisa mengerti kekhawatiran ini saja sudah cukup, untuk merasa bahwa kita melalui persoalan ini tidaklah sendiri, serta ada yang mengerti dan memahami mengapa kita seperti ini. Namun, sudah menjadi sifat manusia pada umumnya bahwa bila bertemu lawan bicara haruslah bercerita, segala hal dari mulai yang kecil dan tidak penting sampai terpancing untuk menceritakan rahasia orang lain.

Begitulah awal mula bagi sebagian besar orang untuk diam-diam memiliki diary di kamarnya.

Menulis moment hidup yang ingin dicurahkan, tanpa dijudge oleh seorang pun, tentu tanpa khawatir setiap kejujuran yang dicurahkan ini akan diketahui semua orang, namun terkecuali sudah pasti tanpa menampik kesombongan manusia, bahwa Sang Pencipta lah yang pertama tahu bahkan sebelum menjadi sebuah tulisan dalam diary.

Bagaikan sebuah surat, yang dari waktu ke waktu akan bertambah, menumpuk, meninggi, layaknya sebuah pohon yang merupakan awal mula sebuah kertas berawal. Tapi tidaklah mengapa, karena seiring berjalannya waktu, pohon ini kelak akan meneduhkan isi hati. Karena dari sebuah cerita yang kita tulis, kita belajar sekarang untuk mengendalikan diri, agar tidak marah yang berlebihan, atau terlalu kecewa ketika hati ini patah. Tentu banyak cara untuk mengekspresikan perasaan dan isi hati, namum bagi beberapa orang, mencatatnya adalah sebuah cara untuk memberikan jejak bahwa kita yang sekarang ternyata dibangun dan ditempa dari sebuah rintangan, dan agar suatu saat catatan diary itu bisa menjadi saksi. “Ah, ternyata saya bisa melalui hal itu. Semua ternyata sudah berlalu, dulu yang dirasa berat ternyata sudah berlalu begitu jauh”. 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar