Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
401
Tukang Kebun
Romantis

KUNG melihat laki-laki itu mendekat. Buru-buru ia gugurkan beberapa kelopak bunganya. 

Laki-laki itu memungut kelopak bunga yang bertebaran di tanah. 

"Yaah, bunganya gugur lagi. Aku harus lebih telaten merawatnya agar bunganya mekar dengan sempurna," ujar laki-laki itu. 

Ia mengusap tangkai-tangai bunga yang masih kuncup, memercikkan air segar, lalu mengutip daun-daun yang menguning layu. 

Saat-saat seperti itulah yang selalu dinantikan Kung. Ia akan menatap wajah si Tukang Kebun berlama-lama, merasakan setiap sentuhannya, dan berharap waktu membeku saja di sana. 

Namun tentu saja banyak pekerjaan lain yang menunggu si Tukang Kebun. 

Tak apa, ujar Kung. Besok ketika pagi merekah, dan laki-laki Tukang Kebun melintas, ia akan kembali menjatuhkan beberapa kelopak bunganya. 

Dan tiada yang lebih diinginkan Kung selain saat berdua bersama laki-laki itu. Meski hanya beberapa menit. Meski ia harus menggugurkan kelopaknya setiap pagi. * 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Rekomendasi