Pada akhirnya tak ku tatap kembali senyum pria yang ku temui beberapa Minggu ini. Tak ku dengar kembali suara saat ia menyapaku setiap pagi. Tak bisa kupandang kembali lambaian tangannya.Dan kini posisinya telah diambil alih orang lain.Bahkan baju yang ia kenakan, dipakai oleh orang lain. Kepergiannya menimbulkan beribu pertanyaan yang ingin aku lontarkan.Pertemuan singkat ini bermakna namun kehilangannya masih melekat.
Hari itu aku bersama rekan kerjaku pergi keluar untuk mencari makan. Sekitar pukul 18:00 kami mencari makan malam. Dari kejauhan di tempat biasa ku membeli makanan terlihat dua pria mematung menunggu antrean makanan. Mungkin mereka sama sepertiku yang terbiasa jajan dipinggir jalan. Dari awal ku datang ketempat angkringan itu ia memandangku lama, sempat risih dilihat seperti itu namun aku tak menggubris nya. Kuingat waktu itu aku sedang mencari popmie makanan kesukaanku. Melihat ia yang selalu memandangku aku putuskan untuk pulang, tentunya bukan karena pria itu tetapi popmie yang sudah habis. Lantas untuk apa aku berdiri disana bukan.
Setelah pertemuan pertama itu setiap aku pergi belanja didepan bangunan baru ia bersama temannya itu duduk dibawah pohon tiba tiba saja ia memanggil.
" Mau kemana?"
" Alfa," Jawabku singkat. Hingga akhirnya sampai aku selesai belanja ia masih di posisi yang sama dengan pertanyaan yang berbeda.
" Udahh apa dari Alfa? " Ucapnya kembali.
" Top up," Jawabku.
" Top up apakah? "
" Dana," Jawabku sambil berjalan, tak kulihat lekuk lekuk dan ciri cirinya. Karena aku termasuk wanita yang seperlunya saat ditanya. Dua hari setelah kejadian itu, saat pertanyaannya aku jawab, ia semakin menjadi menyapaku. Setiap pagi aku selalu melewati tempat kerjanya karena itu jalan satu satunya yang kulewati untuk berangkat kerja. Ia kerja disebuah bangunan baru.
Sampai aku bosan selalu di tanya olehnya mulai dari " Mau kemana, Abis dari mana" dan menyapaku dengan kata" Teh( kak)," Jika dalam bahasa Sunda.
Hari hari ini aku tak bersemangat untuk kerja. Laki laki hitam manis itu menghilang beberapa Minggu ini. Laki laki yang kutemui baru baru ini mampu membuatku merasa kehilangan. Ciri ciri nya sederhana tinggi badan sekitar 160 cm, berwarna kulit hitam manis ditambah kumis nya yang tipis. Setiap pagi kami selalu bertegur sapa walau hanya sekedar menyapa " Hai."
Tak bosan bosannya ia menyapaku seperti itu, hingga akhirnya aku semakin akrab dengan nya bahkan kami mulai berkomunikasi walau hanya 2-3 kalimat. Namun ntah kemana laki laki itu sekarang, setiap pagi aku melewati tempat kerjanya aku tak menemukan kehadirannya. Aku merindukan gurau candaan nya, senyum nya. Ahh dia sangat ramah hingga hampir membuatku menyukainya. Tak bosan bosannya ia selalu memanggil namaku, melambaikan tangan, dan berteriak memanggilku. Lantas sekarang dimana engkau wahai pria berkumis tipis? Kemana hilangmu yang tiba tiba seperti itu. Aku sangat merindukannya. Hingga pada akhirnya Akhir akhir ini posisinya kerja sudah teralihkan orang lain. Bahkan bajumu dipakai oleh pria lain. Aku kecewa walaupun kita tak saling kenal lebih dekat, tapi keramahanmu membuat hangat pada seseorang. Aku yakin jika kita di takdirkan bertemu aku ingin bertanya lebih banyak kepadamu. Kemana selama ini kau pergi, aku merindukan kehadiranmu untuk menyemangati hari hariku:).