Flash Fiction
Disukai
6
Dilihat
5,620
SALAH JURUSAN
Drama

Aku suka belajar dan suka cabaran demi mencapai tujuan yang aku impikan.

Masa lapangku.

Yen 10.000 YIR 1.300.000

MYR 10.000 IDR 33.000.000. 00 __ 35.000.000. 00

Coba angka terbesar. Pikirku dan Aku latihan coret dibuku.

MYR 50.000.000 IDR166,191,840,600.00

Wah, angkanya banyak banget di rupiahkan. Pikirku lebih baik aku tanya dengan sahabatku. Lalu aku chat Miul sambil tanya. ''Nominal angka di atas sebutnya Miliar atau Triliun?''

''Wah! itu tabungan kamu sebanyak itu?''

''Alhamdulilah. Aamiin Allahuma Aamiin,'' jawabku. Kata-kata kan doa. Sambil menahan tawa saat aku baca lagi balasan chat Miul..

''Kerja berapa tahun? Seumur hidup? Orang yang kerja banting tulang siang malam aja nggak sampai segitu! Kecuali kreator dan pengusaha. Kamu tahu Gibran?''

'Nggak tahu.'' Balasku.

''Gibran anaknya Pak Presiden. Kekayaan dia aja 25,5 miliar. Kamu lebih kaya dari dia. Mau bangun istana? Artis aja nggak sampai segitu kayanya. Coba kamu daftarin di Forbes, aku penasaran peringkat berapa kekayaanmu. Pinjam dulu seratus.'' Kata Miul panjang lebar.

Aku hanya geleng-geleng kepala sambil membalas chatnya. ''Baru tanya itu sudah mau pinjam uang. Elu kagak asik, bro.'' Balasku.

''Eh, tumben kamu bandingin kekayaanmu, kenapa?''

''Gue itu tadinya mau lanjut S2 bagian management bisnis. Tapi kagak jadi, baru gua kirim poto pertukaran mata uang dan juga tanya nominal elu dah bawa-bawa Gibran, lah. Artis lah. Bangun istana lah. Elu, itu nempelak gue tau kagak?!''

''Oh, maaf. Habis aku tanya itu tabunganmu, kamu ketawa dan alhamdulilah aamiin allahumma aamiin seolah mengiyakan.'' Kata Miul.

''Bro, kata-kata adalah doa. Mana tahu next time gue bisa pegang uang sebanyak itu dalam bentuk MYR BUKAN IDR.'' Balasku. Lalu aku chat kawanku satunya, namanya Inul.

''MYR 50.000.000 ke IDR 166,191,840,600.00.'' Isi chatku.

''166 Milyar rupiah itu aku baca depan aja, ya. Yayan, itu uang kamu sebanyak itu? Waw, Bravo! Bagi-bagi, ya.'' Kata Inul. Aku geleng kepala lagi.

''Alhamdulilah. Aamiin Allahumma Aamiin.'' Balasku.

Belum juga di jelaskan sudah mau minta bagi. Heran, ini sahabat dua kenapa sensitiv amat sama uang. Pikirku kesal. Mentanglah aku ini orangya misterius, tak pernah tunjuk diri depan publik secara real, jadi mereka berdua anggap aku scammer atau korupsi. Pedahal, aku hanya mau tanya perbandingan kurs mata uang , Jepang, Indonesia, Malaysia. Kalau masuk akal kan aku bisa ambil jurusan management bisnis. Tapi, niatku ambil jurusan itu dah luntur dan tak berminat. Baru chat aja aku sudah di salah faham kan. Apalagi sampai terjun kebidang politik sampai polemik melanda hidupku, aaaa aku tak sanggup, bisa-bisa mentalku terganggu karena ngitungin uang yang nggak di tangan dah itu dituduh korupsi nantinya. OH NO!

''Sudah dapat rumah kes, bro, uang segitu?''

''Rumah 166 Milyar kelas Sultan.'' Balas Inul.

''Gue, nggak butuh suami kalau hidup di Indonesia dan mata uang ringgit. Hahahaha Astaghfirullah.''

''Hush, jangan bilang gitu, takut sombong kepada Allah.''

''Bro, gue bercanda, gue sadar lah.'' Inul tertawa dan Inul mulai merembet ke tazkirah pencarian jodoh gadis Cina.

''Ada kisah pasangan yang membuat iri seorang wanita kaya. Jatuh cinta mati pada cowok sederhana. Karena kesombongan cewek itu, cowok sederhana memilih cewek kaya dan pada akhirnya cewek kaya hidup bahagia, dari situ cewek kaya tak bahagia walaupun uang berlimpah ruah. Dan ada lagi kisah, di China ada cewek usia 45 tahun, saat itu tahun 2017. Saking kayanya belum dapat jodoh. Lalu buka audisi jodoh. Yang menang jadi suami dan dapat uang ratusan juta biaya nikah di tanggung sama cewek China. Akhirnya yang mengajukan 4000 orang itu tidak ada yang dipilih walaupun satu orang. Alasan sederhana, karena tidak ada satupun cowok yang membuat cewek itu jatuh cinta.'' Jelas inul memberi kisah dua yang berbeda. Kisah pertama, bahagia tanpa harta cukup dengan pasangan sejati. Dan, kisah kedua cewek yang tahu cowok yang mau sama dia semua matre, jadi lebih baik menjomblo membahagiakan diri sendiri bersama orang tersayang [orang tua dan adik beradik kandung].

Aku menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan berat. Dari miliar, triliun, sampai merembet kisah kekasih bagaikan dongeng. Kawanku semua memang unik.

Esok hari.

Akhir sekali aku curhat sama dosenku di kampus jurusan PSI.

''Dosen. Apakah tampang saya tak cocok ambil Managemen bisnis, kelak?''

''Yayan, tidak semua kamu harus tanya dengan temanmu. Tidak semua jurusan semua sesuai dengan otakmu. Tidak semua yang kamu ucapkan ternilai pandai di hadapan kawanmu. Tidak semua harus terbuka walaupun sama sahabat. Ingat, tidak semua hari indah dan tidak setiap hari hati itu mood love, ada masanya nelangsa, BT. Dan, ketika kamu bicara seperti tadi, mereka akan salah tanggap, pedahal belum benar-benar selsesai kamu menjelaskan ke mereka. Itulah pentingnya jeda dalam chat, biar tidak beradu seperti lomba. Kalau kamu chat dan balas chat lagi, pasti ada yang tidak nyambung. Dan, di masa ini kamu akan terlihat bodoh.Karena apa? Ya, tidak adanya jeda dalam chat. Chat itu seperti bicara, kalau kita bicara dan kawan kita bicara yang mau dengar siapa, bukan?''

''Iya juga,'' pikirku.

''Sekarang kamu beritahu kepada seluruh mahasiswa yang ikut kelas MATKUL saya, untuk siap-siap belajar online.''

''Tapi dosen kan lagi sakit,''kataku sambil memperhatikan wajahnya lewat videoku dengannya. Dosenku lagi di opname dan dia adalah dosen yang tulus mengajar bahkan dia banyak membantuku untuk menutupi biaya kuliah kalau aku belum bayar.

''Saya sehat, Tolong rekam saat saya live zoom, ya. Suatu saat akan di pakai lagi Matkul saya dan bisa lihat ulang.''

Aku turuti. Yang hadir kelas Matkul sedikit. Dosenku lemah bicaranya.

''Ketika saya meninggal. Saya tidak pendek umur tapi umur saya bertambah melalui ilmu yang saya beri.'' Perkataan dosen Surepno sangat membuat kami yang ikut kelas online terhiris dan sedih.

''Jika kalian mau lanjut kuliah. Sesuaikan dengan otak kalian jangan kuliah karena gengsi apalagi ikut-ikutan trending.'' Pesan dosen lagi.

''Orang pandai akan menjadi bodoh, ketika ilmunya tidak di asah dan di wariskan. Saya tutup Matkul ini dengan Man Jadda Wa Jadda, untuk kalian semua.'' Katanya buat semangat kami dengan suaranya yang melemah.

Dosen kena komplikasi. Aku chat temanku semua.

***********

Keesokan harinya seluruh kampus dikejutkan kabar duka. Dosen yang memberiku support selalu 'SEMANGAT JANGAN PERNAH LUNTUR' ucapannya sebelum mengajar. Kini sudah tidur dengan tenang selamanya.

Al-Fatiha. Semoga Allahyarham dosen kami yang mengajar tulus sampai ke hati husnul khatimah. Aamiin. Ucap doa kami sore itu.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@darma sama-sama, holang kayaaa. 🤗
Terima kasih sudah mampir Kak Egi😊
@darma ada seratus, neng? juta tapi bukan ribu. chat wa, ya. kan hartanya 166 milyar. aku minta bukan pinjem. 😁🤭😃
same-same neng😻
Hahahaha boleh tu. Thanks dah mampir Kk Titi😅
kalau dosennya cewek, pasti namanya Sunarti🤣😅
Hahahaha
Oh, Miul cowok. Ganteng nggak? hahahah :) :)
Si Miul cewek/cowok? Merasa terjebak di tubuh cowok nih, hahaha
Miul, Inul, kasih Yayan pelajaran! Pinjam 100, Yan :)
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi