Sore tadi pas buka akun kwikku, ada info lagi lomba flash apalah itu. Aku ini sebenarnya sudah dua kali ikut kompetisi disini. Satu sutradara nyari naskah, dua aktor yg nyari. Waduh, enaknya dicari cari. Sekian banyak bacaan, poster dan judul yang mampir di platform ini, sungguh luar biasanya pak Sutradara, Aktor dan seluruh tim disini bergumul dengan judul dan ribuan para penulis yang terkoneksi dalam layar maya. Sempet mikir, waduh banyak juga rupanya penulis ini, saking banyaknya aku bingung mau bersikap seperti apa. Lah, aku sendiri ngerasa nol sekali. Beberapi kali nyoba ngintip akun akun penulis. Ada yg followernya sudah banyak sekali. Beragam judul novel dan fiksi lainnya terlampir di halaman tulisannya. Gagah ni saya. Gagah untuk sok cuek bahkan juga gak mau peduli karena tau diri apalah diri ini. Setelah dikroscekpun yang menang sepertinya memang penulis dengan seabrek pengalamannya. Terlebih lagi novelis bahkan screen writer (ahaha istilah ini seenaknya nulis berdasarkan lidah). Ku ikuti podcastnya, ku pantau obrolan streamingnya. Wadidaw. Maaf, hati sombong ku langsung berkata, "alangkah indah kata kata yg terlukis dalam ceritanya, meski tak seindah wajahmu" ahha skip jangan tersingung, tapi aku bilang begitu bukan merasa sok ganteng, sebagai netizen yg mulia pasti ada yg bakal komen begitu. Ternyata apakah seluruh penulis memang tampangnya begitu yah, wajar saja sembunyi. Aku bakal tangkis itu mulut. Termasuk setan di dalam hatiku. Setidaknya, mereka gak ngandelin fisik coy buat jadi hebat. Aduh, hidup ni memang dari sekolah dasar dulu dibuat kelas kelas. Akhirnya tanpa sadar sampe masuk dunia dewasapun masih maen kelas. Yg ganteng terdepan, jelek behind the scene ajalah. Nonton obrolan para bintang, rata rata jawabannya sama kek denger murid murid ku di eskul drama. Masih ada yg jawab gini: oh, aku sih sama aja kayak si A...selebihnya improvisasi cerdas dan rapi. Sorry sorry...kalian boleh bilang aku ini sok. Meski niat aku sih gak. Mulut dan hati lagi klop. Lagi seide buat nyerocos. Kecewa mungkin. Barang kalilah. Oh, lagi caper biar tulisannya dibilang unik dan nyeleneh. Ok juga. Biar vital, eh viral. Hemm. Stress karena merasa gak mampu. Bukan. Aku sedang muak dengan jalan cerita. Sampai pada Tuhanpun aku selalu bertanya. Sebenarnya aku ini siapa. Akhirat katanya akan menjawab ending dari semua yang kamu pikirkan. 35 tahun di sini. Aku nyaris bersengketa dengan diriku sendiri, bahkan imaji sekarang sedang bertengkar dengan logikaku. Dulu aku mau menerima, sekarang lebih banyak aku menolaknya. Aku tidak gila. Hanya saja sedang resah denga apa maunya dunia. Sampai saat ini, semua orang payah. Berkali kali nyoba peruntungan, harus lebih siap untuk balik lagi ke kalimat. Iklas. Sabar. Buat kamu yg sedang berbintang, jangan lupa menyinari gelap di sudut sana. Makin banyak bintang, harusnya makin memancarkan cahayanya hingga gelap tak lagi ada di muka dunia. Meskipun berbatas siang dan malam. Setidaknya separuh hidup tak sempat merasa sia-sia. Selamat malam pak sutradara. Coba cek dm di medsosmu, hai bintang. Asistenmu sudah dibayar untuk harapan dan doa dari seseorang yg sedang menatap layar android dari majikan sambil sesekali menatap terang bulan nyaris di awal ramadhan yg terulang.