Mereka bilang warna merah sangat cerah karena melambangkan keberanian.
Dan juga mereka bilang warna putih sangat bersih karena melambangkan kesucian.
Tapi bagi ku semua warna sama.
Yaitu hitam.
Tidak ada yang bisa ku lihat selain warna hitam yang gelap.
Mereka juga bilang taman itu menyejukkan karena banyak pohon dan bunga yang tertanam di sana.
Dan juga mereka bilang bahwa pantai itu sangat indah ada pasir berwarna putih yang lembut.
Aku bisa merasakan itu.
Merasakan kesejukan dan lembutnya pasir.
Dan menggambarkan pemandangan itu di otakku hingga muncul bayang-bayang keindahan.
Bayang-bayang yang belum tentu benar dengan kenyataanya.
Bayang-bayang yang membuat ku berontak menyalahkan Tuhan yang telah menciptakan ku dengan tidak normal.
Menyalahkan Tuhan yang tak adil kepada ku.
Aku mempunyai dua mata.
Tetapi dua mata yang hanya bisa melihat kegelapan.
Bagi ku buat apa kedua mata ini ada, jika tidak bisa melihat isi dunia ini.
Dan hanya bisa mendengarkan dari orang-orang saja.
Aku iri dengan mereka yang diciptakan dengan normal.
Iri dengan mereka yang diciptakan dengan panca indera yang lengkap dan berfungsi normal.
Iri dengan mereka yang bisa berjalan tanpa harus dituntun oleh seseorang.
Aku hanya buta.
Tetapi semuanya hancur karena satu panca indra yang tidak berfungsi ini.
Aku masih berharap Tuhan memberi ku mukjizat untuk bisa melihat keindahan-keindahan ciptaan-Nya.
Walaupun dulu aku selalu menyalahkan Tuhan yang tak adil terhadap ku.
Tetapi aku yakin dua hal.
Tuhan pasti mempunyai rencana lain dengan menciptakan ku seperti ini.
Dan Tuhan pasti merencanakan takdir kehidupan ku dengan sebaik-baiknya.