Ada kisah tentang seorang anak laki-laki yang berusia sekitar 10 tahun. Anak ini sangat suka bermain dan kurang fokus dalam belajar, karena hal ini seringkali mempengaruhi nilai ulangan yang didapatnya menjadi dibawah rata-rata kelas dan teman sebayanya. Ibu anak ini pun menyadari bahwa sang anak tidak begitu tertarik untuk belajar.
Berkali-kali ibunya mengingatkan agar anak lebih serius dalam belajar, namun anak tersebut selalu mengelak. Di sekolah, dia lebih senang bermain daripada fokus belajar, dan di rumah, dia juga banyak menghabiskan waktu untuk bermain game saja. Melihat perilaku anaknya yang semakin berlebihan, ibunya mencoba untuk memberi nasihat agar anaknya belajar sambil ditemani olehnya.
“Nak, ibu lihat, dari pulang sekolah sampai malam begini kamu terus bermain game. Apakah kamu tidak mau belajar?” dengan suara lembut, ibu bertanya kepada anaknya.
Namun sayangnya, karena anak tersebut telah terpengaruh oleh lingkungan sosial dan sudah lebih menyukai bermain game, dia malah memarahi ibunya, “Main game terus... Apa sih, Bu? Nanti juga aku akan belajar!” dengan nada keras, anak tersebut membentak ibunya dan menyuruh ibunya keluar dari kamar tidurnya.
Ibu yang bersedih hati menyadari bahwa niatnya untuk membantu anaknya belajar tidak dihargai. Dalam hati anak tersebut, ibunya dianggap terlalu banyak mencampuri urusannya dan dianggap tidak asyik sebagai orang tua. Anak tersebut bahkan berpikir bahwa nanti ketika dia sudah besar dan punya anak sendiri, dia tidak akan menjadi seperti ibunya, yang dianggap terlalu ikut campur dalam urusannya.
Keesokan harinya, sebelum berangkat ke sekolah, tiba-tiba tanpa sebab apapun, anak tersebut memeluk ibunya yang sedang menyiapkan bekal untuk sekolah di dapur. Ibu kaget dengan tindakan tak biasa anaknya tersebut dan bertanya, "Ada apa, Nak?"
"Maaf, Bu... Mulai sekarang, aku akan giat belajar!" dengan suara tertahan, anak tersebut menangis.
Ibunya yang bingung bertanya lagi, "Apa yang membuatmu berbicara begitu, Nak? Ada yang terjadi denganmu?"
"Emm, tidak ada apa-apa, Bu!" anak tersebut tidak mau menceritakan tentang apa yang terjadi, karena dia menyadari bahwa perubahan ini datang dari mimpi yang dialami semalam.
Dalam mimpinya, dia melihat usaha keras yang dilakukan ibunya setiap hari. Ibu bangun lebih pagi dari seluruh anggota keluarga, memasak makanan, mencuci dan menjemur pakaiannya, serta menyiapkan kebutuhan sekolahnya. Setelah itu, ketika dia berangkat sekolah, ibu kembali membersihkan rumah.
Ibu menjemput dia setelah sekolah dan begitu sampai di rumah, ibu kembali mencuci pakaian dan membersihkan rumah di sore hari. Anak tersebut menyadari bahwa ibunya tidak pernah meminta banyak hal darinya, sementara ibu selalu dengan ikhlas memberikan banyak hal untuknya.
Ada satu momen dalam mimpinya dimana ibu berbicara dengan para tetangga. Saat itu, mereka semua membanggakan anak-anak mereka karena pintar di sekolah. Semua orang tahu bahwa dia adalah anak yang kurang pandai, namun ibu tetap memujinya di depan mereka. Dan dari wajah ibunya, anak tersebut merasakan kesedihan karena ibu berharap suatu saat nanti dia akan menjadi anak yang hebat sesuai harapan ibunya.
Dari mimpinya tersebut, anak tersebut mulai menyadari pentingnya menghormati ibu. Dia menyadari betapa besar usaha ibunya untuk memberikan perhatian dan perawatan setiap hari. Kesadaran ini membuatnya berubah dan dia memutuskan untuk lebih giat belajar sebagai bentuk penghargaan kepada ibunya.
Pesan Moral Cerita Ini...
Cerita ini mengajarkan bahwa meskipun sebagai seorang anak, kita mungkin terpengaruh oleh lingkungan sosial dan tertarik pada aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, penting untuk tetap menghormati dan menghargai nasehat serta perhatian yang diberikan oleh orang tua. Orang tua adalah pilar dalam kehidupan kita, dan mereka selalu menginginkan yang terbaik untuk kita.
Menghormati orang tua bukan berarti hanya menuruti semua keinginan mereka, tetapi juga mencoba memahami dan menghargai niat baik di balik setiap saran dan nasihat yang diberikan. Orang tua selalu berusaha untuk membimbing dan melindungi kita dari bahaya, dan sebagai anak, kita harus berterima kasih atas upaya mereka.
Melalui peristiwa mimpi, anak dalam cerita ini menyadari pentingnya menghormati dan menghargai orang tua. Dia menyadari betapa besar usaha ibunya untuk memberikan perhatian dan perawatan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran ini membuatnya berubah dan memutuskan untuk lebih giat belajar sebagai bentuk penghargaan kepada ibunya.
Cerita ini juga mengingatkan kita bahwa setiap keputusan yang kita ambil, baik itu bermain atau belajar, harus diimbangi dengan bijaksana. Menghargai waktu dan usaha dalam belajar akan membantu kita mencapai tujuan dan meraih kesuksesan di masa depan.
Dengan menghormati orang tua, kita juga belajar untuk menghargai kehidupan dan cinta yang telah diberikan kepada kita. Menghormati orang tua bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga tentang menghargai peran mereka dalam hidup kita dan menghormati hubungan keluarga yang berharga.