Flash Fiction
Disukai
5
Dilihat
529
Lanang
Aksi

Lelah sudah. Ia tak berminat melanjutkan misinya. Ia berhenti untuk mengusap wajah, dua tiga kali untuk sekadar mengungkapkan penat.

Ini korbannya yang ke-tiga. Dengan luka seperti tikus sawah yang dicabik ular. Lukanya menganga lebar dengan darah segar kemana-mana.

Ini korbannya yang sempat diberi kesempatan untuk bercerita, bagaimana dia, korbannya itu, mengaduh dan merengek untuk diampuni kesalahan yang menurutmya kecil.

Kecil? Itu besar bagi Lanang. Menghina orang tuanya adalah kesalahan yang tak termaafkan.

Lanang, mengulitinya seperti mainan, Ia membiarkan darah mengalir deras tanpa memberi sensasi ngeri.

Bagi Lanang, mengatai ibunya sebagai pelacur adalah kekejaman. Itu artinya dia diragukan nasabnya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar