Aku adalah seorang yang rapuh. Yang mendambakan kebahagiaan, senang dan ceria. Tapi takdirku berkata lain. Bahagia itu hanya sebuah angan dan mimpi. Takdirku menyiratkan lara yang tak kunjung henti. Disaat aku merasa bahagia, laraku akan semakin besar. Oh tuhan!! adilkah jika aku merasakan lara ini. kesedihan tak kunjung henti.
Mengalihkan kesedihan dan kesepian hanya untuk merasakan senang sesaat. Ini bukanlah suatu cara yang terpuji. Kesenangan itu hanya terasa semu & sementara. Berpura-pura terlihat bahagia untuk mengelabui lara. Tuhan sampai kapan aku seperti ini. Harus bersabar menghadapi lara yang tak kunjung usai. Aku hanya ini bahagia menghampiri. Walaupun itu hanya sekali. Resahku selalu mencoba berdo’a Akankah rasa yang kuinginkan terkabulkan. Aku akan sangat bersyukur walau itu hanya sementara.
Oh tuhan!! angkatlah rasa lara ini berikanlah aku rasa bahagia. Aku menyadari bahagia & lara akan selalu ada. Seperti pelangi setelah hujan mereka selalu berdampingan. Aku hanya bisa berdamai dengan bahagia & lara. Bahagia & lara akan menjadi teman sejati selama hidupku.