"Kalian hanya mendengarkan Bawang Putih, tahukah pembaca kalau ia sebenarnya hanyalah wanita narsis yang pandai bersandiwara?"
"Kenapa jadi salah seorang Malin Kundang kalau ibuku tak puas dengan uang kiriman? Padahal sudah kubagi dua sama rata, nyatanya aku dibalas kutukan atas nama durhaka."
"Salahku apa? Aku dan buaya yang lain sedang asik bersantai di sungai, saat Kancil meminta kami jadi jembatan. Ternyata itu jadi jebakan jatuhnya nama baik kami sebab ia kalian anggap baik. Bedakan baik dengan licik."
Di antrian kulihat Ibu Tiri, Serigala, Datuk Maringgih, dan semua pemeran antagonis yang wataknya diciptakan JAHAT sejak dalam tulisan.
Para penulis yang digugat gusar dan berujar, "AKU TUHANMU!"
Tak ada keajaiban yang mengiringi kesombongan tersebut.
"Aku Tuanmu!"
Tetap nihil. Para antagonis menatap sinis.
"Aku ... Kamu."