Gadis, tidak merasa dirinya hebat. Gadis hanya merasa bahwa ketika mereka meminta mendengarkan, itu hanya sebuah paksaan yang akan membawanya kedalam kehampaan belaka. Mereka merasa mereka paling benar, tapi gadis tahu bahwa semua kebenaran bukan dari mereka, salah dan benar hanya hati masing-masing yang merasakannya. Apa gadis salam dimata mereka ? ku pastikan benar, gadis adalah kesalahan karena tak bisa memenuhi obsesi mereka.
Kuceritakan bagaimana gadis yang bahkan harus menghindar dari sebuah perkataan. Gadis setiap malam selalu berkata kepada dirinya bahwa yang dia percaya hanya tuhan, ketika syurga di berikan kepadanya maka dia akan berterima kasih kepadanya, tetapi ketika neraka yang di berikan kepadanya dia hanya menanggung pasrah. Hasil belum ada, penyesalan juga belum ada atau kesuksesan juga belum datang, tapi prosesnya sekarang sangat berat bahkan untuk mendengar mereka yang mengaku sebagai hamba tuhan dia tak sanggup. Mendengar mereka seperti menghunuskan pedang kejantungnya, bahkan ketika dia pun berkata mereka seperti melemparkan sebuah bom kedalam mulutnya. Sedih pasti sangat terasa, tapi dia percaya tuhan mendengar semuanya.
Sebuah alasan menjadikannya sebagai pendosa dimata mereka. Mereka tidak ingin gadis menjadi pendosa, tapi mereka yang membuat gadis benar-benar berdosa, aku penasaran apakah tuhan benar menjadikan gadis pendosanya atau sebaliknya menjadikan mereka pendosanya? Hanya tuhan yang tahu jawabannya. Alasan yang mereka sebut kemajuan, alasan yang mereka bilang bahwa gadis tidak melakukan apa-apa, bahkan sebelumnya gadis telah menceritakan dengan sejuta kalinya tentang arahnya, tetapi mereka hanya menutup telinga dan mata akan hak yang benar akan takdir si gadis.
Aku ingin bertanya kepada tuhan kenapa mereka merasa lebih hebat dari tuhan sehingga mendikte takdir si gadis, tak bisa kah si gadis mengejar takdirnya sendiri?. Malangnya gadis ku, bahkan untuk mengejar takdirnya harus ada rantai yang terikat dikakinya dan mereka bilang itu hanya sebuah gelang. Tangisan yang selalu mengalir dari mata gadis bukan lah suatu kesedihan bagi mereka, menurut mereka itu adalah sebuah umpatan dari gadis.
Gadisku, hanya ada tanda seru dari takdir mu kata mereka, tapi bagiku itu bukan takdir mu itu hanya sebuah obsesi mereka untuk mencapai suatu kehormatan dan penghargaan dari mata yang memandang.