Berita hari ini tentang gadis yang selalu mendambakan sebuah restu. Pikirnya semua orang harus hidup dalam kegilaannya masing masing. Tetapi nyatanya ada pihak-pihak yang merasa memiliki hidup si gadis. Kegilaan yang penuh dengan pesona dihalang masuk meskipun hanya dalam sebuah ilusi, si gadis harus berpikir jernih kata mereka.
Gadis, panggilan sayang mereka menjadi percontohan untuk serangkaian uji coba mereka untuk menjadi si ahli atau sekedar memuaskan apa yang mereka butuhkan. Tapi apakah mereka pernah berpikir bahwa si gadis hanya butuh kegilaannya? Aku rasa tidak. Mereka hanya tahu bahwa hidup si gadis mereka yang menuliskan.
Gadisku yang malang, setiap malam selalu memikirkan bagaimana menghampiri kegilaannya, sedangkan kepunyaannya dia berikan semua hanya untuk mereka dengan tujuan agar mereka bisa membiarkan si gadis bergandengan dengan kegilaannya, tetapi faktanya mereka terus menggandeng si gadis hingga merah dan memar menjadi biasa.
Kegilaan yang tak kemana-mana, menunggu si gadis berjuang deminya, tetapi lelah hati si gadis dengan segala harap bagi mereka karena bagi mereka bahagia gadis adalah bahagia mereka, menurutku mereka munafik karena bahagia si gadis mereka anggap tabu.
Gadis, tuhan tahu bagaimana cahaya matahari yang mereka inginkan bukan bintang yang selalu si gadis hitung dalam malamnya, aku berharap kegilaan itu datang membawa gadis pergi untuk menjadi bintang selanjutnya.