Aku berbaring diatas tempat tidur kemudian istriku bertanya, “belum tidur, Pi?”
“Belum, kamu tidur saja dulu Mi,” jawabku sambil menahan kantuk.
“Ya sudah, aku tidur dulu. Good night, love you Pi.” istriku langsung tidur.
Kali ini aku tidak boleh tertidur. Aku harus tahu kenapa kelakuan dia akhir-akhir ini sangat aneh. Setiap tengah malam dia mengendap-endap pergi ke kamar mandi. Tidak itu saja dia juga tidur di bak mandi dengan semua tirai tertutup dan gelap-gelapan.
“Apakah dia sudah bosan sama aku?” inilah yang ada di pikiranku. Karena kita sudah 20 tahun menikah dan dikaruniai dua anak. Bisa saja dia berpaling dariku dan mencari pacar lagi.
“Awas saja kalau dia berani tidur di bak mandi dengan selingkuhannya akan kuhajar nanti,” tanganku mengepal siap menonjok muka selingkuhannya.
Tetapi ada hal lain yang membuatku merasa khawatir, bukan selingkuhan melainkan istriku bertaring.
“Sepertinya kemarin malam aku melihat gigi dia layaknya taring drakula yang sangat tajam. Bagaimana kalau selama ini aku menikah dengan drakula? Dan bagaimana dengan anak-anakku? Apakah mereka juga menjadi drakula? ihh, seram. Tuhan, kuharap semua ini adalah khayalanku saja mengenai perselingkuhan dan dia bertaring.” Aku terhenti dengan lamunan konyol ku dan melihat istriku sudah tertidur pulas. Kulihat wajah cantiknya yang tak pernah menua. Setelah itu, aku pun segera menutup mataku dan berpura-pura tidur. Sampai nanti istriku bangun mengendap-endap ke kamar mandi.
Waktu yang sudah kutunggu-tunggu pun tiba, istriku terbangun dari tidurnya dan berjalan mengendap-endap menuju ke kamar mandi. Dia segera menutup pintu kaca dan semua tirai di kamar mandi, setelah itu tidak ada suara lagi. Kecurigaan ku yang tak terbendung lagi, membuatku semakin ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Maka aku memberanikan diri untuk menuju ke kamar mandi dan mulai berjalan mengendap-endap. Aku siap menghantam selingkuhannya dan aku siap mati jika dia drakula.
Untung saja dia tidak mengunci pintu kamar mandi, jadi aku bisa masuk ke dalam kamar mandi. Aku pelan-pelan membuka pintu kamar mandi dan dengan menggunakan lampu senter aku mengendap-endap menuju bak mandi. Aku melihat-lihat di sekeliling kamar mandi, tidak ada orang lain selain istriku yang tidur di bak mandi. Ini benar-benar aneh, kenapa dia tidur dan menutup sekujur tubuhnya dengan kain jarik. Aku semakin penasaran dan mencoba membuka kain jariknya.
“Aaaa DRAKULA!” aku berteriak ketakutan melihat dia melotot dan tangan dia siap mencekikku. Kemudian dia berdiri, pakaiannya yang serba hitam seperti drakula.
Namun, ketika aku mau lari keluar kedua anakku dengan pakaian yang sama serba hitam dan gigi mereka yang bertaring berdiri di pintu kamar mandi.
“Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday to Papi. Selamat ulang tahun Pi. Semoga panjang umur dan semakin banyak duitnya biar bisa beli Red Cherry Ferrari,” ucap Yoga anak pertamaku. Sedangkan Suci dan istriku hanya tertawa ngakak.
“Kurang asem kalian semua do you want your fifty year old father to have heart attack? Not funny ok guys,” aku yang masih merasa kesal karena di kerjain.
“Oh, come on Honey! We were just want to have some fun with you,” istriku berjalan ke arahku kemudian dia memeluk dan menciumku.
“I HATE DRACULA”