Kepalaku menengadah. Tatapanku memicing sesaat. Mereka lagi-lagi mengartikan sikapku yang angkuh. Diamku diartikan kesombongan. Aku adalah si ratu dingin, kata mereka.
Kepalaku menunduk. Senyuman terhias lepas dari wajahku. Mereka memujiku. Pujian dan elukan kata-kata manis mereka sebarkan untukku. Aku adalah peri yang hangat.
Mereka terbagi akan berbagai kelompok. Mereka menilai dari apa yang mereka lihat dan apa yang mereka percayai. Aku hanya diam, menerima setiap kalimat yang disuguhkan untukku.
Bunga. Kuibaratkan ucapan mereka seperti menyebutkan jenis-jenis bunga. Mawar yang berduri, Matahari yang meninggi, Melati yang wangi maupun Lily yang mungil.
Biarkan aku memakai mahkota bungaku. Biarkan mereka menilai. Lagipula, apa yang mereka lihat belum tentu diriku yang sebenarnya.