Sial. Hari ini Linda terlambat menemui teman kencannya di Taman Hati. Ia memutar jarum jam tangan Microma yang semula menunjukkan waktu 08.00 menjadi 09.35. Harusnya, ia sudah menunggu di sini sejak 35 menit yang lalu kalau harum roti di AlfaExpress tidak membuatnya masuk ke minimarket itu. Ia terlalu mengandalkan jam tangan tua pemberian kakeknya yang sudah sering mati itu, padahal penunjuk waktu di ponselnya lebih akurat. Alhasih, saat ia mengira masih memiliki waktu satu jam untuk bertemu teman kencannya, ia malah terlambat 35 menit.
Linda menelpon nomor kontak yang diberi nama Jerry pada ponselnya setelah sebelumnya 3 panggilan tidak terjawab dari Jerry ada di notifikasi layar ponselnya. Maklum saja, kalau sedang makan roti, Linda sering lupa pada apapun di sekitarnya.
Pada dering ketiga, telepon Linda mendapat jawaban.
“Halo, Jerry. Aku minta maaf karena terlambat. Apa kamu sudah pergi lagi? Aku sudah di Taman Hati sekarang.”
“Ah, ya, kukira kamu tidak jadi datang. Kalau begitu, aku akan memutar balik mobilku. Tunggulah di situ.”
Telepon ditutup. Baiklah, kali ini Linda beruntung. Pria yang dikenalnya lewat salah satu aplikasi kencan itu telah berbaik hati mau menemuinya lagi. Ia buru-buru bercermin pada layar ponselnya yang gelap untuk sekadar merapikan rambut poninya.
Tak lama kemudian, sebuah mobil Honda Jazz putih berhenti di samping trotoar dekat dirinya berdiri. Sudah pasti itu Jerry, karena Linda adalah satu-satunya orang yang berada di sana.
Kaca mobil penumpang depan dibuka, dan pengemudinya mempersilahkan Linda untuk masuk. Setelah membalas dengan anggukan dan senyum paling manis yang dibuatnya, Linda pun masuk ke dalam mobil.
Ini adalah kencan buta pertama bagi Linda. Sebelumnya, ia tidak pernah berkencan dengan siapapun kecuali Remi, mantan pacarnya dari jaman SMP dulu. Setelah 10 tahun berpacaran, Remi memutuskan Linda karena alasan yang paling tidak masuk akal yang bisa dibuat oleh manusia, bosan. Linda sempat tidak percaya karena yang ada di bayangannya, hubungan yang ia bangun selama 10 tahun harusnya bisa membuat sepasang kekasih semakin yakin untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Namun ternyata Remi berbeda. Setelah satu minggu putus, Linda baru tahu alasan sebenarnya Remi memutuskan hubungan mereka adalah karena Remi berpacaran dengan perempuan lain yang merupakan rekan kerjanya.
“Cinta datang karena terbiasa. Begitu juga dengan kamu dan Remi yang bisa berpacaran selama 10 tahun karena kalian selalu bersama sejak SMP, SMA, bahkan kuliah. Setelah bekerja di tempat yang berbeda, Remi malah jatuh cinta dengan orang lain. Orang yang selalu ada di dekatnya setiap hari.” Begitulah bunyi kata-kata motivasi dari teman Linda, yang juga menjadi orang yang sama untuk menyarankan Linda mencari pengganti Remi dengan mengikuti kencan buta.
Akhirnya, di sinilah Linda sekarang. Duduk bersama Jerry di sebuah restoran yang menawarkan menu spesial Iga Bakar Jumbo.
“Mau pesan yang lain?” Tanya Jerry pada Linda.
“Mungkin minum. Aku mau teh lemon hangat.”
“Ok. Aku akan pesan ke kasir sekalian ke toilet. Tunggu sebentar.”
Linda mengangguk. Di saat bersamaan dengan perginya Jerry, seorang wanita yang sedang hamil menghampiri Linda dan mengajaknya berkenalan,
“Hai, Linda, ya? Perkenalkan, Saya istrinya Jerry.”
Saat itu juga, Linda kehilangan selera makannya.