Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
572
Dear, My Husband
Drama
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Gimana keuntungan perusahaan bulan ini, Ma?" Suamiku bertanya saat kami sedang menonton pertunjukan gamelan di TV.

"Alhamdulillah, stabil, Pa."

"Syukurlah. Jika terus berkembang, Papa ingin membuka cabang baru di kota lain." Dia menguap, lantas menutup kelopak matanya. Aku biarkan saja dia terlelap.

"Tidurlah, Sayang. Semoga kau mimpi indah." Kukecup keningnya, lalu melirik jam di tembok.

Aku bergegas menuju dapur, meraih keranjang berisi baju kotor para pelangganku. Upah mencuci yang kudapat dari mereka, hasilnya cukup buat kami bertahan hidup. Juga bisa kupakai untuk membeli obat penekan halusinasi dari dokter, yang tiga tahun lalu telah memvonis suamiku sebagai penderita Skizofrenia.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar