Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
512
Rebonding
Horor
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Aku iri pada Srintil. Sahabatku itu memamerkan rambut barunya, hasil rebonding di salon ujung gang.

"Tengoklah, Sekar. Bagus, bukan?" Dia sengaja menggoyang-goyangkan kepala agar rambutnya bergerak-gerak indah, lembut lagi menurut.

"Ish! Kenapa, sih, kau tidak ajak-ajak aku?" Bukannya menjawab, dia malah tertawa, lalu pergi. Baiklah, aku tak boleh kalah, akan kukunjungi salon tersebut sendirian.

Aku langsung duduk setiba di salon itu, untungnya tidak ada pengunjung lain.

"Rambutnya mau diapain, Kak?" ujar pemilik sembari menyibak rambutku yang panjang sepinggang.

Namun, sedetik kemudian dia ambruk dan pingsan. Ah, bodohnya aku. Aku lupa menutupi punggungku yang berlubang.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar