Flash Fiction
Disukai
1
Dilihat
9,060
Orang Tanpa Penghasilan
Drama

Joni memandangi layar ponselnya. Ia baru saja dipecat dari kantor tempat ia bekerja freelance. Sudah tentu ia menanyakan alasan kenapa ia dipecat. Pihak kantor memberitahu bahwa kinerja selama beberapa minggu telah menurun. Sebaliknya ia bertahan bahwa setiap tugas yang diberikan selalu dikirim tepat waktu. Pada akhirnya pembicaraan mereka tidak menemukan titik temu.

Joni memilih keluar dari kamar kosan. Ia lalu berjalan menuju warung kopi di samping kosan. Ia segera memesan secangkir kopi hitam. Pak Katro, si penjaga warung, terkejut ketika menangkap awan kelabu di langit wajah Joni. Ia merasa iba kepada anak itu. Ia akhirnya menyeduh secangkir kopi hitam tanpa gula. Pahit sekali rasanya. Sementara Joni duduk santai di atas kursi kayu sambil menatap kosong ke jalan raya.

Kini secangkir kopi hitam sudah di atas meja. Sedangkan mereka bertukar cengkrama mengenai kehidupan. Pak Katro menjelaskan hidup harus berjalan terus. Joni menggangguk paham. Ia memberikan sejumlah uang kepada Pak Katro. Ia kemudian berinisiatif untuk jalan-jalan sore. Angin menerpa wajahnya yang berwarna kelabu.

Selama jalan-jalan sore, ia melihat sebuah pemandangan menggungah hati. Sepasang orang tua muda mengajak anaknya bermain sepeda. Berkali-kali anak mereka jatuh membentur aspal, tapi anak itu mampu bangkit dan tersenyum. Orang tuanya menjadi tenang dan malah memberi pelukan hangat. Joni tertegun ketika menangkap momen intens itu. Namun, ada hal lain terjadi saat itu. Langit wajahnya berubah cerah. Ia lantas bergegas berjalan menuju kosan lagi.

Joni menyalakan laptop lalu membuka aplikasi peyunting gambar. Langit wajahnya berubah cemerlang. Sepasang tangannya telah bergerak cepat. Dan kini matanya sudah mencermati dengan baik setiap gambar yang bergerak dari satu adegan ke adegan lain. Tidak terasa satu jam lebih sudah berlalu. Sebuah video singkat yang menceritakan kecintaanya terhadap seni visual. Ia seperti menemukan kebahagian tersendiri ketika selesai menonton video tersebut. Tak lama ia mengunggah video itu ke akun sosial media khusus video singkat.

Joni mematikan hapenya. Merebahkan tubuhnya di atas kasur. Menutup mata rapat-rapat. Gelap total. Namun kegelapan ini malah menjadi secercah harapan baginya. Ia berhasil menemukan jalan keluar. Ia ingin mencoba peruntungan menjadi visual artis. Ia belum tahu bagaimana cara mendapatkan uang dari menjual karya. Hanya saja ia menyadari satu prinsip yang selalu dipegang sepanjang hidupnya bahwa kesempatan harus dibikin sendiri. Maka itulah ia memilih istirahat lebih cepat karena besok akan menjadi hari yang melelahkan.

Pada akhirnya Joni dapat tertidur tenang. Namun pertanyaan muncul dipermukaan. Apakah ia berhasil bertahan hidup hanya dengan menjadi visual artis. Pertanyaan ini akan dijawab pada episode selanjutnya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
menarik dan amat relate. 🤗
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi