Manusia sejatinya di selimuti keserakahan dibuai hawa nafsu. Para serdadu Belanda berjalan di atas tanah penderitaan. Punggung-punggung pribumi di injak dibiarkannya wajah kesengsaraan mengelap tanah kelahiran.
"Mengapa kau menjadi seorang penenun?" Tanya sang tuan berkulit putih
"Lantas harus kah aku jadi seorang tentara sepertimu?" Jawabnya
"Jadi penenun lebih baik" tukasnya
"Perang telah berakhir, kawanmu telah kembali ke tanah kelahiran mu. Negeri mu sudah makmur, negeri ku terkuras setelah beratus tahun bangsa mu menyetubuhi negeri ku" ungkapnya
"Bagaimana bisa aku kembali, sedangkan telah ku kuburkan hatiku di tanah Jawa" jawabnya dengan sorot mata yang tajam
"Omong kosong!" Tukasnya
"Persetan dengan cinta! Yang niscaya tumbuh di tengah peperangan di atas penderitaan" lanjutnya
"Bhanuwati!"
"Bersatu dengan tuan sama saja dengan penghianatan dan penghinaan" ungkapnya
"Jika begitu, akan ku kuburkan hatiku di padang ilalang ini. Biarlah kutimbun dosa ku diantara akar-akarnya"
Duar…
Tuan pulang dengan isi senapan bersarang di dadanya.
Ini kisah
Bhanuwati gadis dari tanah Jawah.