Apa yang kita lakukan kepada alam, itulah yang dikembalikan alam kepada kita. Seperti yang terjadi saat hutan di lereng gunung ini digunduli. Air bah menyapu seluruh desa kami hingga tandas.
Kini aku dan warga desa harus benar-benar menjaga hutan, supaya bencana tak terulang. Meskipun penebang-penebang liar tetap gigih merusak hutan dengan dalih semua itu dilakukan semua dilakukan untuk membuat dapur mereka tetap mengepul.
Namun, aku dan warga desa tak pernah percaya akan hal itu. Karena kami sering melihat mereka menghabiskan uang mereka di meja-meja judi, di botol-botol minuman keras, juga di bilik-bilik para pelacur.
Malam itu, aku memergoki penebang-penebang liar itu sedang beraksi.
“Bawa ke sini gergaji kayunya!” seru seorang penebang liar kepada temannya.
Segera kuambilkan gergaji untuknya. Namun, mereka malah lari tunggang langgang sambil berteriak, “Hantuuu!”
Kurasa cara itulah yang bisa kulakukan untuk mengamankan hutan ini, entah orang lain.