Flash Fiction
Disukai
5
Dilihat
11,826
Dhi dan Takdir
Drama

Dhi duduk di balkon kamar dengan secangkir teh di temani hujan yang turun dengan deras. Untuk sebagian orang pasti akan memilih menghindar, masuk kedalam ruangan. Bergelung dibawah selimut tebal. Angin yang kencang membuat percikan air mengenai wajahnya. Dhi tak mempermasalahkan itu. Entah kenapa, percikan air itu membuat Dhi tenang. 

Sekelebat bayangan itu kembali muncul. Membuat rasa bersalah kian membludak. Dhi sungguh menyesal, sangat menyesal. Jika diberi kesempatan Dhi akan memperbaiki semuanya. Dhi berani bertaruh, apapun ia akan hadapi untuk mengulang semuanya. Namun sayang, semuanya jelas mustahil. Apa yang Dhi hadapi bukanlah sesuatu yang dapat di lawan. Bahkan untuk semua orang. 

Takdir. 

Dhi jelas tak dapat melawan itu. 

Dhi menghela nafas, rasanya begitu berat. Dia telah pergi untuk selama-lamanya tanpa sepatah kata ucapan selamat tinggal kepada Dhi. 

"Lo mau kemana?" Dhi bertanya. 

Dia tersenyum tipis, "Mau pergi sama teman ke pantai." 

"Oke, hati-hati di jalan ya!" 

"Iya, makasih." 

Dhi tak pernah tau, jika itu adalah interaksi mereka untuk terakhir kalinya. Andai Dhi tau, Dhi akan membuat memori yang paling indah bersama dia untuk terakhir kali. Sayang, semuanya hanya sebatas kata andai. 

Padahal sebelum itu, Dhi sudah berangan-angan kegiatan yang akan dilakukan bersama dia dan kedua temannya yang lain. Bercanda, berbelanja, bahkan nongkrong layaknya siswi sma pada umumnya. Namun, semua itu hanya sebatas angan-angan. Ada takdir yang merubah segala rancangan Dhi. Takdir yang kadang membuat Dhi bingung untuk melangkah.  

Apa takdir selalu seperti ini? 

Sampai saat ini, Dhi tak pernah tau jawabannya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar