"Tania, kamu bisa tahan sedikit lagi kan? Kita bakal sampai delapan jam lagi. Pegangan, yah." Kataku sambil menatap kekasihku yang sedang diam disampingku.
Aku dan Tania menikah sejak 10 tahun yang lalu. Pernikahan kamu begitu bahagia, tak ada anak tapi kami tetap meminta dan menikmatinya. Tania yang cerewet adalah istri yang akan menjadi idaman semua lelaki. Kesabaran Tania yang menantiku dalam banyak hal membuatku tak bisa berhenti mencintainya sampai detik ini. Keinginannya selalu simple dan sepele. Tak pernah ia membuatku menyerah menghadapi dunia, walau kadang kebawelannya membuat telinga panas, tetapi yang Tania katakan adalah kebenaran.
Tania yang selalu menjadi temanku dalam segala hal akan ku antarkan padanya impian terakhirnya. Mengantar abunya dari kanada ke Ranu kumbolo, tempat favoritnya, tempat yang selalu ia yakini akan selalu ku kunjungi.
Taniaku tersayang, kita sudah tiba. Semoga selalu tenang dalam menantiku. Aku mencintaimu.