Cinta adalah anugerah dari-Nya yang patut aku syukuri. Pasir putih itu menjadi saksi atas rasa yang bersemayam di dalam bilik hatiku. Rasa yang tak seorang pun tahu termasuk dia.
Dari kejauhan dia seperti menperhatikanku. "Ah, sepertinya itu hanya perasaanku saja," batinku. Memangnya aku siapa hingga merasa sedang diperhatikan olehnya. Perlahan dia mendekat lalu duduk di sebelah kiriku. Rasa ini makin memberontak dalam dada, ingin rasanya aku melompat masuk ke dalam pasir yang kupijak.
Namun, aku tidak mungkin salah tingkah. Aku takut jika semua orang curiga atas rasa yang terpendam sejak lama ini. Aku tetap diam, biarkan suara ombak memecah keheningan yang ada. Aku menyalahkan pasir yang masuk ke dalam sepatuku, agar aku bisa beranjak. Perlahan aku melangkahkan kaki menuju bibir pantai, meninggalkan dia yang masih duduk dalam diamnya.
Entah apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Ingin rasanya aku tahu, tetapi itu tidak mungkin. Sama sepertiku yang tetap memilih bungkam berdiri menatap indahnya laut. Tanpa kata aku berbicara pada ombak, kutitipkan rasa ini untuk ditenggelamkan saja.
Sebuah rasa yang indah, tetapi hanya bisa untuk dilihat sejenak lalu dilepaskan. Tersadar akan jarak yang ada, dan percaya akan cinta sesungguhnya yang akan datang lebih indah dari rasa ini.