Dua manusia sedang berada di sebuah ruangan rumah sakit. Satu diantaranya sedang terbaring lemas dan satunya lagi sedang duduk di samping tempat tidur.
Perempuan itu sebut sama Winda. Perempuan yang sedang terbaring lemas menunggu ajal datang kepadanya. Ia sudah tidak sanggup menghadapi penyakit yang dideritanya itu.
Laki-laki yang berada di samping Winda pasti adalah pacar Winda. Namanya Regan. Winda sangat beruntung mempunyai seorang laki-laki yang sangat menyayanginya.
Tapi, terkadang ia sedih. Hidupnya tidak akan lama lagi itu artinya ia akan berpisah dengan Regan.
"Sayang," panggil Winda.
Regan mendongakkan kepalanya yang semula menunduk "apa sayang?* tanyanya sembari mengusap pelan rambut Winda.
"Kalau aku mati gimana?" tanya Winda dengan terbata-bata. Ia menahan tangisannya yang sudah membendung.
"Kamu gak akan mati," jawab Regan dengan kepalanya yang terus menggeleng.
"Kalau aku mati, kamu tetep sayang sama aku?" tanyanya lagi.
"Sampai kapanpun aku akan terus sayang bahkan mencintaimu," jawab Regan dengan penuh keyakinan. Ia tahu kalau pacarnya ini masih ragu dengan dirinya.
Mendengar jawaban Regan, Winda menghela napasnya dengan berat. Matanya tidak lagi menatap pacarnya ia mengalihkan pandangannya.
Regan mendorong kursi ke belakang dan ia berdiri. Regan mendekatkan tubuhnya ke arah pacarnya.
"Aku peluk kamu boleh?" tanya Regan lalu diangguki langsung oleh Winda.
Regan memeluk Winda. Tangannya melingkari tubuh Winda.
Winda merasakan dekapan Regan yang sangat menghangatkan.
Di lain sisi, Regan mengeluarkan sebuah benda tajam. Ia mengarahkan pada punggung pacarnya. Tangannya bergetar hebat membuat benda itu juga ikut bergetar. Matanya terpejam, mulutnya terbungkam. Ia tampak berpikir keras.
Sebuah pisau yang dipegang oleh Regan menusuk bagian punggung Winda.