Asap kelabu yang pekat menyelimuti Kota Carmen. Rasmond, laki-laki bermantel cokelat, menyusuri tiap ruangan. Seperti biasa, dia menyapu halaman sekitar taman publik.
Kala mengumpulkan dedaunan, Rasmond melihat buku berwarna hitam berada di bangku taman.
"Permisi, Tuan. Apa ini punya Anda?"
Tuan Dann menggelengkan kepala.
Rasmond mencari pemilik asli buku tersebut. Hasilnya nihil.
Dia memutuskan untuk membawa buku tanpa judul ini. Sembari dalam perjalanan ke rumah, Rasmond membolak-balikkan lembaran berisi tulisan acak. Organisasi terlarang, konspirasi, kasus yang tak terpecahkan, sampai runtuhnya dunia di masa depan dikemas dalam satu buku.
Keesokan harinya, Rasmond meletakkan buka ke tempat semula. Setelah bekerja setengah hari, dia mendatangi bangku taman. Bukunya hilang.
"Mungkin dia lupa," gumamnya.
Sepulang dari taman, Rasmond menyiapkan roti dan beer. Diteguknya sebotol minuman kesukaannya. Setelah itu, dia pergi ke kamar.
Tiba-tiba, dia tersandung. Ketika kepalanya menghadap ke arah meja, ada barang yang "tertinggal" di bawah. Rasmond mengambil...dan bingung. Bukannya ini buku yang sudah dikembalikan? Rasmond melempar buku ke tempat sampah.
Dari tenggelamnya bulan, terbit lah matahari. Rasmond menjalani rutinitasnya. Taman lebih sepi dari hari-hari biasa. Rasmond berjalan sejenak untuk mengusir rasa bosan.
"Permisi, Pak," ujar seseorang dari belakang. Beliau adalah Ketua Polisi, Tuan Nadd.
Rasmond membalikkan badan. "Iya? Ada apa?"
"Ini bukunya ketinggalan di bangku."
"Tuan Nadd, barang ini bukan punya saya."
"Tapi-"
"Begini, Pak. Saya sudah bertemu dengan buku hitam sejak kemarin lusa. Awal ketemu di situ. Waktu saya di rumah, buku itu ada. Menurut Bapak, apa ada kekuatan sampai dia 'ikut' saya?"
Tuan Nadd terdiam.
Laki-laki berusia setengah abad itu menyerahkan buku kepada Rasmond dan meninggalkannya dalam kebingungan. Dan untuk sekian kali, Rasmond memegang buku itu.