Aisyah KW

Dear puisi 2022, dengan bangga aku nyatakan bahwa aku telah baik-baik saja bahkan aku sedang menjalani apa yang telah lama aku impikan. Walaupun dalam prosesnya aku merasakan kepayahan. Tapi tak mengapa, aku senang menjalaninya.

Gamon gesss

Aku sedang memulai satu fase yang dimana. Teman-teman ku itu sudah lebih dulu melalui fase itu. Bisa di bilang aku tertinggal Tetapi memang baru sekarang kesempatan ku tiba.

Aku pikir, tidak apa tertinggal. Karena setiap seseorang punya jalannya masing-masing. Takdirnya masing-masing. Aku memang baru memulainya sekarang dan aku berharap bisa melaluinya dengan baik meskipun aku tau perjalanan itu tidak akan selancar jalan tol, akan ada krikil mungkin sesekali berlumpur. Aku tidak peduli akan itu.

Fokus sekarang hanya satu. Mencapai tujuan ku sebaik mungkin meskipun di dalam hati terselip rasa cemas yang menggebu tetapi rasa inginku juga lebih menggebu-gebu. Anggap lah bahwa tekat ku sudah sangat bulat. Segala rasa pahit, getir bahkan terseok akan aku hadapi.

Aku tidak ingin merasakan lagi rasa kecil hati hingga aku tak percaya diri akan potensiku yang seharusnya mendapatkan lebih. Aku terlalu bodoh dan aku tak mau terlihat bodoh lagi.

Tidak ada yang spesial lagi. Setiap hari berlalu dengan semestinya. Aku sudah tidak mementingkan perasaan orang lain, aku yang dulu selalu berusaha membuat orang-orang di sekitarku nyaman. Tapi aku lupa kalau itu semua bisa membuat aku kelelahan. Aku sudah tidak seperti itu kok. Mungkin masih tapi hanya untuk segelintir orang yang teramat penting, bukan orang yang maunya di perhatikan saja tapi minim etika. Seakan, kebaikan ku merupakan kewajiban untuk nya. Jelas itu tidak dibenarkan lagi bagi ku. Aku sudah sadar akan itu.

Sebenarnya gak mau di tinggal. Tapi ya mau gimana lagi. Setiap orang tuh udah punya jalan hidupnya sendiri, punya keputusan yang mutlak untuk kebaikan diri sendiri.
Aku gak ada hak untuk melarang, apalagi untuk menghalangi. Hari ini hanya ikhlas yang bisa ku persembahkan. Ikhlas di tinggal lagi oleh kamu yang sudah sekian lama menemani hari-hari ku, menjadi jauh lebih berwarna.
Kamu itu spesial di mataku. Aku sangat bersyukur karena punya kesempatan untuk mengenal dan dekat dengan mu. Terima kasih ya atas semua hari dan waktu yang telah kita lewati bersama. Maafin aku yang kadang suka buat kamu lelah akan tingkah laku ku yang kekanakan. Tapi jujur. Kamu sangat spesial di mataku. Mau bilang itu aja, aku bingung mau bilang apa lagi.
Sukses selalu di mana pun kamu berada ya. Amin. Semangat terus oke. Ingat kalau ada yang buat kamu sedih, ingat aku ya yang dulu menemani kamu menangis itu karena aku bingung harus nenangin kamu bagaimana? Jadi kita nangis bareng aja deh✌️😂

Aku menulis hanya untuk meninggalkan jejak.
Kalau Aku pernah ada di bumi, Aku bernafas, meskipun sering terabaikan, Aku yang tersenyum walaupun sering dilukai.
Tanpa sadar Aku merasa sendiri walaupun di tengah lautan manusia.
Rasanya kosong bahkan terkadang hampa.
Maka dari itu Aku menulis.
Untuk menghibur diriku sendiri sekaligus memberitahu kalau Aku pernah hidup dan menetap di bumi hingga nafas terakhir ku tak lagi di kantung badan.
Aku sedikit menceritakan sebuah kisah yang tak pernah bisa ku ceritakan lewat lisan tapi melainkan melalui tulisan Aku berbicara.
Terkadang Aku nyaris tak percaya, kalau Aku memulai sebuah kisah yang bahkan tak pernah Aku prediksi endingnya.
Yang ada saat sudah ada kata tamat di akhir kalimat hanyalah sebuah tanya.
Jadi Aku sudah menyelesaikannya? Lalu Aku baca ulang kembali tulisan ku sendiri sambil merasa bingung sendiri kenapa bisa terpikirkan olehku sebuah kisah itu, nyatanya Aku hanya menulis saja dan terbawa alur ceritanya sampai menjelang tamat.
Aku bingung sendiri.